Kabupaten Bogor (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bogor, Jawa Barat memberikan rekomendasi kepada KPU setempat untuk mengatasi kendala jaringan internet di 289 tempat pemilihan suara (TPS).

"Informasinya dari Diskominfo akan pasang, kita menyambut baik upaya itu dilakukan, sehingga proses penyampaian laporan di tingkat TPS sesuai dengan harapan," ungkap Koordinator Divisi Pencegahan Bawaslu Kabupaten Bogor Burhanudin di Cibinong, Bogor, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa jaringan internet dibutuhkan di setiap TPS, karena saat ini penghitungan suara dilakukan melalui aplikasi baik menggunakan Sirekap maupun Siwaslu.

"Yang kita dapatkan dari teman-teman desa kaitan terkendala, ada sebanyak 289 TPS terkendala jaringan internet," ujarnya.

Burhan menyebutkan kendala jaringan internet merupakan satu dari tujuh indikator TPS rawan yang disoroti Bawaslu. Indikator lainnya seperti kendala sambungan listrik, akses disabilitas, hingga kendala rawan bencana alam.

"Terdapat tujuh indikator TPS rawan yang paling banyak terjadi dari pemetaan kerawanan tersebut. Total ada 448 TPS rawan," kata Burhan.

Sementara, Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto menjelaskan penyebab di daerahnya hingga kini masih ada wilayah mengalami lemah sinyal internet atau blank spot.

"Kita kan melihat kontur wilayah kita yang banyak perbukitan, pegunungan, itu jujur menyulitkan capaian jaringan berkaitan dengan internet," ungkap Bayu.

Ia menyebutkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor telah berkoordinasi dengan PT Telkom untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi masalah lemah sinyal di beberapa wilayah.

Namun, kata Bayu, angka wilayah yang mengalami lemah sinyal di Kabupaten Bogor sudah mengalami pengurangan cukup signifikan. Pada awal tahun 2022 ada sebanyak 35 desa sebagai wilayah dengan lemah sinyal, sedangkan saat ini tersisa 18 desa.


Baca juga: Sebanyak 1.520 personel PLN siaga pemilu kawal listrik Kalimantan 
Baca juga: Pj Gubernur Jabar pastikan kesiapan akhir Pemilu 2024 di TPS
 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024