Baghdad (ANTARA News) - Tiga serangan bom mobil di Irak menewaskan sedikitnya enam orang dan mencederai 45 lain, Rabu, kata beberapa pejabat keamanan dan medis.

Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang serangan terburuk di Irak sejak 2008 yang tahun ini telah menewaskan lebih dari 4.200 orang, lapor AFP.

Dalam insiden Senin, dua bom mobil meledak di Baghdad pusat, menewaskan empat orang dan mencederai 15 lain, kata pejabat-pejabat itu.

Di Tuz Khurmatu di daerah pinggiran Kurdistan Irak, dua orang tewas dan 30 lain terluka ketika seorang penyerang bunuh diri meledakkan kendaraannya yang berisi bom.

Di Mosul, juga di Irak utara, empat prajurit cedera dalam ledakan lain.

Sedikitnya 34 orang tewas di Irak, Selasa, termasuk 26 orang dalam ledakan-ledakan bom mobil di ibu kota negara itu, Baghdad.

Kekerasan Rabu itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.

Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.

Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah melampaui 4.200 orang sejak awal tahun ini.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013