Para pejuang dari Rusia mendapatkan pengalaman perang dalam kota di Suriah. Jika mereka kembali ke Rusia dan mengorganisasi diri, hal itu dapat menjadi ancaman yang sangat serius
Moskow (ANTARA News) - Gerilyawan dari Kaukasus Rusia yang berjuang bersama kelompok jihad yang tergabung bersama Al-Qaeda di Suriah berpotensi mengancam perhelatan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014, kata para analis.

Para analis mengkhawatirkan kembalinya gerilyawan perang dari Suriah dapat membuat Sochi, yang dekat dengan wilayah Kaukasus, sulit untuk diamanankan selama pergelaran olimpiade.

"Para pejuang dari Rusia mendapatkan pengalaman perang dalam kota di Suriah. Jika mereka kembali ke Rusia dan mengorganisasi diri, hal itu dapat menjadi ancaman yang sangat serius," kata Grigory Shvedov, kepala redaksi situs majalah www.kavkaz.ru.

Meskipun pemerintah Rusia telah meningkatkan keamanan di sekitar tempat digelarnya Olimpiade, Shvedov kepada AFP mengatakan bahwa "Sochi sangat rentan terhadap serangan dari kelompok yang terlatih pertempuran dalam kota di Suriah."

Pada Juli lalu, kekhawatiran adanya serangan memuncak ketika komandan perang Doku Umarov menginstruksikan para ekstrimis untuk menyerang olimpiade yang akan dilangsungkan pada Februari tersebut.

Dalam sebuah video, dia mengatakan bahwa jihadis harus "berusaha semaksimal mungkin" untuk mencegah event internasional itu untuk dilangsungkan di Sochi, sebuah kota yang diapit oleh Laut Hitam dan pegunungan Kaukasus.

"Jika gerilyawan dari Suriah kembali dan memenuhi seruan Umarov, maka hal tersebut akan menjadi kekhawatiran yang besar," kata Shvedov.

Umarov--yang merupakan musuh nomor satu Kremlin--telah bertanggung jawab dalam beberapa serangan mematikan di Rusia pada beberapa tahun terakhir, termasuk di antaranya adalah serangan yang menewaskan puluhan orang di bandara Domodedovo Moskow pada 2011 dan di kereta bawah tanah ibu kota pada 2010.

Analis dari Caniege Centre, Alexei Malashenko, juga menyatakan hal senada. "Olimpiade semakin dekat dan orang-orang itu betul-betul berbahaya," kata Malashenko.

Presiden Vladimir Putin juga sempat menyatakan kekhawatiran mengenai kembalinya gerilyawan Rusia yang saat ini sedang berperang untuk menjatuhkan sekutu Moskow Presiden Bashar al Assad.

"Kita harus memberi perhatian pada fakta bahwa ratusan gerilyawan dari negara-negara Barat dan bahkan dari Rusia..saat ini sedang berperang di Suriah," kata Putin dalam artikel yang diterbitkan minggu lalu oleh hariah The New York Times.

Dari sejumlah sumber, Malashenko memperkirakan jumlah gerilyawan Rusia di Suriah mencapai sekitar 300 sampai 2.000 orang.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013