Akibat dikosongkan itu, sistem kemudian akan kesulitan untuk membaca
Jakarta (ANTARA) - KPU Jakarta Timur membantah telah terjadi kecurangan dalam pemungutan suara di TPS 054 Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Rabu (14/2) terhadap perolehan suara salah satu pasangan capres-cawapres.

Sebelumnya terjadi perbedaan hasil perolehan suara di TPS (formulir C hasil plano) dengan hasil Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi).

Ketua KPU Jakarta Timur, Tedi Kurnia ketika dikonfirmasi di Kantor KPU Jaktim, Pulogadung, Kamis, menjelaskan perbedaan itu muncul berawal dari sistem pada aplikasi Sirekap yang mengalami kendala.

"Kemarin (pemilu) ketika seharian penuh, aplikasi Sirekap itu down, sehingga ketika petugas KPPS tidak bisa mengirim data. Alhasil, mereka mengirim secara offline. Tapi setelah online dan ketika terbaca oleh sistem itu terjadi kekeliruan. Bukan kami yang mengubah atau yang menulis, melainkan sistem," paparnya.

Tedi menuturkan seharusnya bagan pemungutan suara formulir C hasil plano yang kosong perlu disilang dan jangan dikosongkan.

Akibat dikosongkan itu, sistem kemudian akan kesulitan untuk membaca, sehingga memungkinkan untuk timbulnya angka yang tidak sesuai.

"Coba lihat di C Plano hasil, dan nomor 1 (Anies-Muhaimin) ini suaranya 108, nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran ada 74 suara dan nomor 3 ada 16 suara. Kotak yang kosong seharusnya ditulis atau di silang agar sistem dapat membaca dengan benar," ujarnya.

Masyarakat pun, kata dia, bisa melihat secara langsung foto formulir C hasil plano yang ada di aplikasi Sirekap.

"Saya pastikan demikian (tidak melakukan kecurangan) karena sistem ini adalah alat bantu dan saya pastikan patokan kami bersama masyarakat luas adalah cek hasil atau C Plano, dan kami telah siarkan itu, kalau kami ingin curang ya tidak akan kami siarkan untuk masyarakat," kata Tedi menegaskan.

Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial terkait perbedaan data suara hasil TPS dengan dengan hasil Sirekap KPU.

Dalam hasil Sirekap, suara pasangan calon nomor 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebanyak 748 suara, padahal seharusnya hanya mendapatkan 74 suara.

Begitu pun, pasangan calon nomor 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD dari 16 suara menjadi 160 suara.

Pemilu 2024 diikuti 18 partai politik nasional yakni (sesuai dengan nomor urut) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia.
 
Berikutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.
 
Selain itu, terdapat enam partai politik lokal sebagai peserta yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha'at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
 
Sedangkan untuk pemilihan presiden dan wakil presiden diikuti tiga pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
 
Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari sampai dengan 20 Maret 2024.
Baca juga: Bawaslu Jaksel pastikan video viral di Pejaten Timur hoaks
Baca juga: Dinsos DKI minta masyarakat tetap jaga ketertiban usai Pemilu 2024
Baca juga: Legislator minta Dinas LH DKI fasilitasi warga untuk daur ulang APK

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024