Jakarta (ANTARA) - PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memanfaatkan limbah pabrik pengolahan tepung aren yang ada di Dusun Sarayuda, Ciamis, Jawa Barat untuk uji bakar cofiring di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Indramayu.

Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko dalam keterangan di Jakarta, Kamis menjelaskan uji bakar adalah fase awal sebelum dilakukan implementasi cofiring (penggunaan bahan bakar alternatif selain batu bara) di PLTU.

Nantinya, hasil uji bakar akan dianalisa lebih dulu sebelum akhirnya diputuskan apakah serbuk limbah pengolahan tepung aren bisa digunakan langsung atau perlu diolah lebih lanjut untuk implementasi cofiring PLTU.

Di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, terdapat belasan pabrik pengolahan tepung aren. Pengolahan itu menghasilkan limbah yang selama ini ditumpuk begitu saja di area dekat pabrik, sehingga tampak menggunung dengan ketinggian lebih dari 10 meter.

Ia mengatakan limbah pengolahan tepung aren yang sudah ditumpuk selama puluhan tahun tersebut akan menghasilkan gas metana. Menurut Antonius, dalam hal emisi gas rumah kaca, metana berkali-kali lipat lebih berbahaya dibandingkan CO2.

"Dalam rantai pasok biomassa selalu melibatkan masyarakat sekitar jadi akan ada sirkular ekonomi. Dampak lainnya, tentu saja adalah pengurangan emisi untuk mencapai NZE seperti yang dicanangkan pemerintah," ucap Antonius.

Pengiriman perdana serbuk limbah aren dari Dusun Sarayuda, Cijeungjing, Ciamis, untuk uji bakar cofiring di PLTU Indramayu tersebut dilakukan pada Senin (12/2/2024).

Lebih lanjut Antonius mengatakan bahwa saat ini PLN EPI sedang mengembangkan program Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa atau STAB yang memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan seperti limbah padi, limbah bagasse tebu, limbah sagu termasuk limbah aren.

"Dalam perjalanannya, kami melihat adanya mukzijat dari sumber biomassa untuk cofiring PLTU yang berasal dari penanaman lahan kritis dan juga pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan karena memiliki banyak dampak positif dari sisi lingkungan, penciptaan lapangan kerja dan ekonomi kerakyatan baru di pedesaan sekaligus sebagai sumber energi terbarukan baseload karena digunakan bersamaan di PLTU," ujarnya.

Apalagi di tahun 2024 ini, PLN Grup telah mencanangkan implementasi teknologi cofiring biomassa di 43 PLTU. Bahkan akan mencapai 52 PLTU di tahun 2025.

Sementara itu, Staf Khusus KSAD Brigjen TNI Amping Bujasar Tangdilintin yang hadir pada pengiriman perdana serbuk limbah aren untuk cofiring PLTU menegaskan, pihaknya sangat mendukung pemanfaatan serbuk limbah tepung aren sebagai sumber energi terbarukan untuk cofiring PLTU.

Menurutnya, saat ini dunia tengah menghadapi persoalan yang sama, yakni ancaman pemanasan global, bukan hanya Indonesia. Oleh karena itu, semua pihak harus bahu membahu untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) yang sudah dicanangkan Pemerintah.

Ia menegaskan, pemanfaatan serbuk limbah pengolahan tepung aren juga sebagai bukti jika program cofiring biomassa tidak membabat hutan justru jadi salah satu solusi dalam menangani pencemaran lingkungan dari limbah.

Camat Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Iyus Sunardi menyatakan selama ini sudah berupaya menangani limbah pengolahan tepung aren di wilayahnya dengan menggandeng berbagai pihak. Namun, lanjut dia, penanganan limbah tersebut belum maksimal.

"Oleh karena itu kami sangat bersyukur dan mengapresiasi PLN EPI, PLN Nusantara Power, dan mitranya yakni PT Pondok Hijau Energi. Semoga, ini menjadi solusi penanganan limbah pengolahan tepung aren yang sudah jadi persoalan selama puluhan tahun," katanya.


Baca juga: Mahasiswa UGM bikin briket dari ampas aren

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024