Athena (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Yunani George Gerapetritis menyerukan penghentian konflik yang bersifat segera dan permanen di Gaza dalam sebuah pertemuan dengan Menlu Palestina Riyad al-Maliki di Athena, Yunani, pada Kamis (15/2).

"Sudah jelas bahwa komunitas internasional harus memberi reaksi segera dan kolektif. Gencatan senjata dan perdamaian di kawasan tersebut harus berada di bawah naungan PBB. Diplomasi harus berhasil," kata Gerapetritis.

Kedua menteri tersebut membahas cara untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza serta menghentikan pengungsian.

Menurut Gerapetritis, Yunani sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Gaza maupun konflik yang meluas ke Tepi Barat, Lebanon Selatan, Suriah, dan Laut Merah, serta kemungkinan eskalasi serangan ke Rafah.
 
   Asap mengepul setelah pemboman Israel di kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, pada 14 Februari 2024. (Xinhua/Khaled Omar)


Gerapetritis mengatakan Yunani telah menyatakan dan akan terus menyatakan posisinya dengan berpartisipasi secara aktif dalam forum-forum internasional maupun mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Pada Rabu (14/2), negara itu mengirimkan 20 ton pasokan bantuan melalui Palang Merah Yunani ke Gaza

Sementara itu, Menlu Palestina Riyad al-Maliki mengecam serangan Israel yang dilakukan setiap hari, serta menekankan perlunya solusi politik untuk mengakhiri krisis ini, membiarkan bantuan kemanusiaan masuk, serta mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Serangan militer yang dilancarkan oleh Israel sebagai balasan atas serangan Hamas telah menewaskan 28.663 warga Palestina di Gaza dan melukai 68.395 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Sekitar 1.200 warga Israel tewas akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menurut data resmi Israel. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024