Chicago (ANTARA) - Suhu di Chicago, Amerika Serikat (AS) pada 14 hari pertama Februari 2024 mencapai sekitar 11 derajat Celsius di atas normal, dan menjadi paruh pertama Februari terpanas kedua di kota itu yang pernah tercatat.

Kondisi suhu terpanas di Chicago itu dibandingkan dengan paruh pertama Februari terpanas dengan suhu harian rata-rata 5,22 derajat Celsius pada 1882.

Chicago Tribune mengutip pernyataan Ricky Castro, seorang ahli meteorologi di National Weather Service di Romeoville pada Jumat (16/2) menyebutkan bahwa Chicago mencatat suhu harian rata-rata 3,67 derajat Celsius pada paruh pertama Februari 1877, dan 2,44 derajat Celsius pada 1990.

Pakar klimatologi Negara Bagian Illinois Trent Ford mengaitkan suhu di atas rata-rata tersebut sebagian besar disebabkan oleh El Nino yang "kuat" dan pemanasan jangka panjang akibat perubahan iklim.

Ford menjelaskan musim dingin klimatologis pada Desember, Januari dan Februari yang tinggal menyisakan beberapa pekan pada Februari, juga merupakan lima besar musim dingin terpanas yang pernah tercatat di Chicago.

Menurut dia, jika suhu yang lebih hangat terus berlanjut hingga Maret, awal musim semi berpotensi tiba lebih awal.

Menurut layanan cuaca, terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, El Nino merupakan fenomena iklim alami di mana suhu permukaan laut lebih hangat daripada rata-rata di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur dekat garis khatulistiwa. El Nino biasanya dimulai pada musim panas dan mencapai puncaknya pada musim dingin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024