"Ini tampaknya seperti persaingan yang tidak jujur. Ini adalah satu tindakan yang tidak bersahabat terhadap Rusia dan tidak dilakukan dalam semangat kerjasama," kata jurubicara Kremlin Dmitry Peskov.
Moskow (ANTARA News) - Kremlin Selasa mengecam sanksi-sanksi AS terhadap dua pengekspor senjata terkemuka Rusia sebagai "satu tindakan yang tidak bersahabat" dan memperingatkan bahwa hal itu dapat mengganjal hubungan AS-Rusia. AS mengumumkan sanksi-sanksi itu Jumat terhadap tujuh perusahaan Rusia, India, Korea Utara dan Kuba karena menjual barang-barang terlarang kepada Iran, yang dikhawatirkan Washington akan digunakan membuat senjata nuklir. Sanksi-sanksi itu diberlakukan terhadap perusahaan ekspor milik negara Rosoboronexport --yang dipimpin sahabat dekat Presiden Rusia Vladimir Putin-- dan pembuat pesawat tempur Sukhoi. "Ini tampaknya seperti persaingan yang tidak jujur. Ini adalah satu tindakan yang tidak bersahabat terhadap Rusia dan tidak dilakukan dalam semangat kerjasama," kata jurubicara Kremlin Dmitry Peskov. "Jika kita ingin berbicara tentang kemungkinan konsekuensi tindakan ini bagi hubungan bilateral, tentu ini tidak membantu kemitraan. Di antaranya kita tidak dapat mengesampingkan konsekuensi-keonsekuensi lebih jauh bagi hubungan ini," sambungnya dikutip Reuters. Deplu AS mengatakan pihaknya memberlakukan sanksi-sanksi itu setelah Washington menerima informasi bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah mengirim barang-barang ke Iran yang dapat membantu pembuatan senjata-senjata pemusnah massal atau rudal. Sanksi-sanksi itu mulai berlaku 28 Juli dan akan berlangsung sampai 28 Juli 2008. Tahun lalu Rusia menandatangani satu kontrak untuk menjual kepada Iran sistem-sistem rudal darat ke udara TOR-M1 dan memordenisasi pesawat tempur buatan Rusia milik Iran serta pembom-pembom dan helikopter militer. Media Rusia mengatakan sanksi-sanksi itu dipicu oleh pengumuman Rosoboronexport bulan lalu tentang perjanjian penjualan senjata kepada Venezuela senilai tiga miliar dolar, yang dicapai dalam satu kunjungan Presiden Hugo Chavez ke Rusia pekan lalu. Tapi tindakan itu menandakan satu kerenggangan baru dalam hubungan yang sudah dingin antara Moskow dan Washington dan sejumlah pengamat mengatakan hal itu dapat merusak peluang-peluang perusahaan-perusahaan AS untuk berbisnis di Rusia. ConcoPhillip dan Chevron termasuk di antara perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam tawar menawar dalam proyek senilai 20 miliar dolar AS untuk merngembangkan deposit gas Actic. Boeing sedang berusaha untuk mendapatkan pesanan pesawat senilai tiga miliar AS dengan perusahaan penerbangan milik negara itu Aeroflot.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006