Guiyang (ANTARA) - Sun Dexin, seorang pemilik restoran di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou, China barat daya, sangat senang melihat hidangan yang dimasak menggunakan berbagai jenis jamur lokal sebagai bahan utama semakin laris manis di restorannya dan mendongkrak pendapatan secara signifikan baru-baru ini.

"Ada banyak pelanggan yang mengonsumsi jamur. Kami mendatangkan lebih dari 75 kilogram per hari, 30 persen lebih banyak dibandingkan setahun lalu," kata Sun, seraya menambahkan bahwa sebagian besar jamur yang digunakan oleh restorannya ditanam dan dibudidayakan di Wilayah Otonom Etnis Gelao dan Miao Daozhen di Guizhou.

Wilayah Daozhen dijuluki sebagai "keranjang sayuran" bagi sejumlah pusat ekonomi di China termasuk Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Makau dan Daerah Chengdu-Chongqing, serta terkenal dengan pembudidayaan bermacam-macam jamur berkualitas tinggi.

Xiao Weisheng, penanggung jawab produksi di perusahaan tersebut, mengatakan bahwa setiap hari terdapat 20 lebih truk yang mengirimkan jamur dari perusahaannya ke berbagai lokasi di China. Pada paruh kedua tahun lalu, jamur tiram raja dari perusahaannya berhasil diekspor ke Vietnam dan nilai output-nya ke Vietnam juga cukup memuaskan.

Tahap pertama pabrik milik perusahaan tersebut didirikan di wilayah Daozhen pada 2017 dan mulai beroperasi pada 2018, dengan jamur tiram raja sebagai produk utamanya.

Metode produksi daur ulang diadopsi sehingga memungkinkan bermacam-macam limbah produksi diolah kembali menjadi sumber daya baru.

Lini produksi pintar dan modern untuk mempersiapkan pupuk, budi daya jamur, dan prosedur lainnya menghasilkan 5,5 ton jamur tiram raja per tahun dan menjadikan pabrik itu sebagai salah satu pabrik dengan kapasitas produksi terbesar di China barat daya.
 
   Pabrik tersebut juga menciptakan 800 lebih lapangan pekerjaan. Selain itu, tahap kedua dari pabrik milik perusahaan tersebut sedang dibangun dan rencananya akan berfokus pada produksi jamur antler dan Cordyceps militaris yang diperkirakan akan memperluas pasar ke luar negeri dan menciptakan tambahan 1.000 lebih lapangan pekerjaan baru


Selain mengandalkan pabrik raksasa setempat, wilayah Daozhen juga mengeksplorasi mode "perusahaan + koperasi + petani + basis produksi", sehingga perkembangan industri jamur pangan benar-benar memberdayakan revitalisasi pedesaan dan meningkatkan pendapatan para petani yang menerapkannya.

Han Hongjun, seorang petani jamur di Desa Chengguan di wilayah yang sama, tidak sempat beristirahat pada liburan Tahun Baru Imlek yang baru saja berakhir karena harus memeriksa situasi pertumbuhan jamur berangan di basis produksinya.

Petani yang berkecimpung dalam penanaman jamur berangan selama empat tahun terakhir itu meraup sekitar 100.000 yuan (1 yuan = Rp2.176) karena jamur yang dipanen 5-6 kali per tahun dari basis miliknya dibeli secara langsung oleh sejumlah perusahaan makanan besar di Daozhen.

Berkat "industri segar" itu, Daozhen telah mendirikan 10 kawasan industri jamur berkualitas tinggi serta 27 perkebunan spesifik yang mencatat nilai output lebih dari 600 juta yuan pada 2023, sehingga 6.000 lebih rumah tangga petani mendapat manfaat dari industri jamur tersebut. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024