Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Mohamad Suleman Hidayat, mengharapkan Bank Indonesia terus melakukan penurunan suku bunga moneter BI (BI rate) secara bertahap, hingga mencapai angka 10 persen di akhir tahun 2006. "Penurunan BIB rate harus dilakukan secara gradual. Dan diharapkan bisa mencapai angka 10 persen akhir tahun ini," kata Hidayat dalam acara peluncuran buku di Jakarta, Selasa malam. Menurut dia, bila penurunan BI rate sudah mencapai angka 10 persen, baru bisa dirasakan sektor riil. "Kalau pada akhir tahun bisa menyentuh angka 10 persen, artinya landing rate (tingkat bunga kredit) bisa sampai ke angka 13-15 persen, yang sangat diharapkan sektor riil," katanya. Ia mengatakan tingginya suku bunga selama ini menyebabkan lesunya produksi barang dan perluasan investasi di Indonesia. "Namun, suku bunga bukan satu-satunya alasan kenapa produksi kita lemah. Ada faktor lain, yaitu menurunnya daya beli masyarakat akan produksi dalam negeri," katanya. Ia mengemukakan untuk meningkatkan produksi dalam negeri, menurunnya suku bunga harus diseimbangkan dengan memupuk kecintaan pada produksi barang lokal. Sementara itu, pengamat ekonomi Farial Anwar memperkirakan suku bunga Bank Indonesia itu masih dimungkinkan turun dalam beberapa bulan ke depan hingga akhir tahun menjadi sekitar 10 persen. Menurut Farial, keputusan menurunkan suku bunga 50 basis poin oleh BI merupakan langkah positif, karena bisa berdampak positif terhadap prospek ekonomi ke depan, terutama membangkitkan sektor riil dari upaya meningkatnya penyaluran kredit. Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, menjelaskan keputusan menurunkan BI Rate diambil setelah memperhatikan hasil evaluasi terhadap membaiknya stabilitas makro ekonomi Indonesia, berkurangnya faktor risiko eksternal, hasil-hasil berbagai survei dan prospek ekonomi moneter ke depan. BI juga berpendapat keputusan itu juga tetap memperhatikan upaya pencapaian sasaran inflasi ke depan, yaitu delapan persen plus minus satu persen untuk 2006, dan enam persen plus minus satu persen, untuk tahun 2007. (*)

Copyright © ANTARA 2006