Jakarta (ANTARA News) - Dana bergulir sebesar Rp160 miliar untuk 1.600 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) baik pola konvensional dan syariah dan 200 koperasi wanita segera dikucurkan menyusul akan ditandatanganinya kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan 26 BPD seluruh Indonesia dan dua bank pelaksana lainnya. Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM Agus Muharam di Jakarta, Rabu, mengatakan, penandatanganan kerjasama akan dilakukan pada Kamis (10/8) antara pihak Kemenkop UKM yang diwakili dirinya dengan para direksi bank pelaksana dengan disaksikan Menegkop dan UKM Suryadharma Ali. Sebanyak 26 Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia dilibatkan dalam Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (PPPKUM) yang digagas Kemenkop UKM. Ke-26 bank tersebut akan menyalurkan dana yang berasal dari APBN untuk KSP pola konvensional. Sementara dua bank pelaksana lainnya yakni Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) akan menyalurkan dana bergulir kepada KSP berpola syariah. P3KUM pada dasarnya merupakan program untuk memperkuat permodalan bagi KSP/Koperasi Syariah sekaligus mendorong sektor riil usaha mikro menyusul dihapuskannya subsidi BBM. Sementara Program Pembiayaan Wanita Usaha Mandiri (P2WUM) lebih dikhususkan bagi koperasi wanita. Pemerintah mengalokasikan 200 koperasi wanita yang akan memperoleh dana bergulir sebesar Rp100 juta/koperasi. Pola penyaluran dan bunga kedua program tersebut sama yaitu 16 persen dari bank pelaksana, yang terdiri dari empat persen fee bank, dua persen untuk pembinaan internal dan sisanya merupakan pencadangan likuiditas yang nantinya akan digulirkan kembali ke KSP yang membutuhkan. Sementara besaran bunga dari koperasi ke anggota, menurut Agus, diharapkan tidak lebih dari dua persen. P3KUM dimulai tahun lalu dengan mengikutsertakan 440 KSP baik syariah maupun konvensional itu akan memberikan dana bergulir sebesar Rp50 juta hingga Rp100 juta kepada setiap koperasi dengan bunga sebesar 16 persen dengan masa pinjaman 10 tahun. Secara periodik program ini akan terus dilakukan hingga tahun 2009 untuk semua KSP di seluruh kecamatan di Indonesia. Jumlah sementara jika tidak terjadi lagi penambahan kecamatan baru hingga akhir 2009 sekitar 6.000 KSP akan memperoleh perkuatan modal tersebut. Dalam program ini, katanya, bank pelaksana diminta untuk menyalurkan dana untuk disalurkan kepada KSP yang telah ditetapkan. Bank Pelaksana juga diminta untuk membantu pembinaan kepada masing-masing KSP. "Mereka diminta memberikan konsultasi teknis minimal satu kali dalam dua bulan. Mereka juga diminta menyampaikan laporan tentang realisasi penyaluran dana dan pengembaliannya. Untuk monitoring dan evaluasi, menurut dia, pihaknya menerapkan sistem pelaporan baik dari bank pelaksana dan juga pemerintah daerah. Mereka diminta memberikan laporan setiap dua bulan sekali. Agus juga menjamin akuntabilitas penyaluran dana tersebut karena dana langsung dikirim ke rekening koperasi tanpa "mampir" dulu ke aparat pemerintah.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006