Jakarta (ANTARA) - Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Endah Sembiring mengatakan bahwa pusat iptek khusus ekonomi sirkular perlu dibangun untuk mengembangkan teknologi dan infrastruktur pendukung sektor perekonomian tersebut.

“Kita ingin meningkatkan infrastruktur teknologi yang tersedia, termasuk peningkatan jumlah TKDN, berarti kita harus improve (menjadi lebih baik). Kalau bisa kita punya pusat unggulan iptek terkait ekonomi sirkular,” kata Endah Sembiring dalam Forum Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, dengan target penerapan TKDN yang tinggi antara 40 persen sampai 70 persen, pemerintah maupun para pelaku industri tidak dapat lagi bergantung pada teknologi yang berasal dari luar sehingga fasilitas iptek dalam negeri perlu dikembangkan secara optimal.

Dia menuturkan bahwa kini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia sedang bekerja sama dengan pemerintah Jerman untuk memberikan beasiswa kepada 15 orang dosen untuk menimba ilmu mengenai ekonomi sirkular di negara Eropa tersebut.

Sekembalinya para dosen tersebut dari Jerman, mereka pun dapat didorong untuk mengembangkan pusat unggulan iptek itu.

Sementara itu, terkait Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia yang kini sedang disusun oleh Bappenas, Endah menyatakan bahwa rencana aksi tersebut perlu juga mencakup regulasi standardisasi proses daur ulang.

Ia pun mendorong Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk membuat standardisasi untuk proses tersebut, tidak hanya untuk produk hasil daur ulang.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa aspek governance atau pemerintahan merupakan hal penting yang harus tercakup dalam rencana aksi tersebut sebagai enabler atau penggerak penerapan ekonomi sirkular.

“Jadi, governance bukan hanya mengenai peningkatan kapasitas hubungan koordinasi antara lembaga maupun Kementerian,” ucap Endah.

Baca juga: Kemenperin akselerasi industri petrokimia terapkan ekonomi sirkular

Baca juga: Bahas ekonomi sirkuler, Dubes Rasmus: Jangan ulangi kesalahan Denmark


Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024