Jakarta (ANTARA News) - Krisis akibat agresi Israel di Libanon dan Palestina berpotensi berubah menjadi konflik kawasan, jika tidak ada kesadaran berbagai pihak untuk mempercepat terwujudnya gencatan senjata, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin. "Yang harus dilakukan adalah melobi Amerika Serikat, yang punya suara di PBB, sehingga resolusi gencatan senjata dapat segera muncul," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu. Potensi munculnya konflik kawasan, menurut dia, terwujud dalam persiapan yang dilakukan oleh Suriah dan Iran yang secara geografis dekat dengan daerah konflik tersebut. Kedua negara telah siap melakukan serangan balasan, jika agresi Israel meluas ke wilayah mereka, katanya. Sementara itu, Libanon telah menyiapkan sekira 15.000 tentara untuk mengatisipasi serangan Israel. Din mengatakan, aksi solidaritas juga akan dilakukan beberapa negara-negara Arab walau selama ini mereka lebih dekat dengan Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel di Timur Tengah, yang dalam konflik terkini pun mendukung negara Zionis itu dengan pasokan persenjataan. "Ini berpotensi menjadi konflik kawasan terbuka. Negara-negara Arab akan terusik," katanya. Din menambahkan, secara teoritis optimisme akan terwujudnya perdamaian di Lebanon dan Palestina jauh dari kenyataan selama Israel dan sekutunya tetap melakukan serangan, dan diperparah dengan resistensi dari para pejuang Hamas dan Hizbullah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006