Ketiganya diringkus di apartemen Kalibata
Jakarta (ANTARA) - Imigrasi Jakarta Selatan (Jaksel), meringkus tiga warga negara asing (WNA) asal Yaman yang diduga menjadi pelaku tindak pidana penyelundupan manusia (TPPM).

"Ketiganya diringkus di apartemen Kalibata, Pancoran, Jaksel, semalam (22/2). Kami akan terus mengembangkan kasus ini, karena kejahatan dilakukan oleh orang asing," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta Sandi Andaryadi, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa tiga WNA asal Yaman ini dipastikan tidak bekerja sendiri, namun ada juga warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam kasus penyelundupan manusia.

Menurut dia, ketiga WNA yang ditangkap tersebut mengirimkan WNI khususnya yang perempuan, ke Timur Tengah, tanpa melalui prosedur yang legal.

"Dikirim ke Timur Tengah, seperti Bahrain, Yordania dan lainnya untuk dijadikan pekerja rumah tangga," katanya. 

Baca juga: Imigrasi Jakut bekuk tujuh buronan Kepolisian Tiongkok di Penjaringan

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Felucia Sengky Ratna mengatakan ketiga WNA Yaman yang ditangkap masing-masing berinisial MAAB, OA dan FH.

Ia menambahkan, terbongkarnya kasus tersebut bermula dari pelaku MAAB yang mengajukan izin perpanjangan tinggal sebagai investor setelah masa berlakunya habis.

"Namun setelah kami mengecek kantor PT MAB yang berlokasi di sekitar Senayan diperoleh informasi bahwa kantor penjamin berstatus 'virtual office' dan sudah tidak beroperasi sejak 2021 karena tidak melakukan perpanjangan masa sewa," katanya.

Ia mengatakan, setelah didapati kejanggalan tersebut, maka petugas langsung mendatangi tempat tinggal MAAB dan di situ ditemukan dua orang serta beberapa barang bukti berupa telepon genggam, video penyelundupan manusia, serta lainnya.

"Atas perbuatannya ketiganya terancam melanggar Pasal 120 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan ancaman kurungan penjara 15 tahun," katanya.

Baca juga: Buronan polisi Ukraina selundupkan WTS ke Jakarta
 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024