Mataram (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi bersama Penjabat Wali Kota Bima Mohammad Rum meresmikan Gong Perdamaian Nusantara sebagai simbol perdamaian, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di Kota Bima, Jumat. 

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi berharap ditempatkannya Gong Perdamaian Nusantara di Kota Bima, maka masyarakat NTB khususnya masyarakat Kota Bima akan semakin cinta perdamaian dan menjunjung tinggi kehidupan bertoleransi.

"Kiranya sudah sangat tepat, di Kota Bima secara simbolis menempatkan Gong Perdamaian Nusantara. Dengan ditempatkannya Gong Perdamaian Nusantara di Bima ini, maka Bima akan membikin Indonesia makin agung. Nah, Bima artinya, Bikin Indonesia Makin Agung," kata Gita dalam keterangan yang diterima wartawan di Mataram.

Gong Perdamaian Nusantara di Kota Bima ini, kata Gita, menebar pesan bahwa matahari terbit dari timur dan dalam perjalanannya memberikan pencerahan dan kekuatan hingga akhirnya sampai ke ujung barat. Momentum ini menitipkan pesan perdamaian yang akan terus menggema di NTB, mulai dari Bima di ujung timur Pulau Sumbawa hingga Ampenan di ujung barat Pulau Lombok.

"Mudah-mudahkan, perdamaian abadi akan terus tercipta dengan adanya Gong Perdamaian Nusantara. Oleh karena itu kami atas nama Pemerintah Provinsi kami mengapresiasi Ketua Yayasan Gong Perdamaian Nusantara Susi dan Mister Lee atas seluruh kontribusi-nya," ucapnya.

Gong Perdamaian Nusantara merupakan sebuah simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Gong Perdamaian Nusantara di Kota Bima diinisiasi oleh Yayasan Perdamaian Nusantara dan didanai oleh Mister Lee yang merupakan salah satu pemilik Hotel Sultan dan sama sekali tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum mengatakan Gong Perdamaian Nusantara ini menjadi simbol cinta damai masyarakat setempat. Untuk itu, ia menekankan pentingnya menjaga gong tersebut sebagai upaya memperkuat semangat perdamaian di Kota Bima

Oleh karena itu, keberadaan Gong Perdamaian Nusantara di Kota Bima bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga sebagai komitmen bersama untuk melawan radikalisme.

"Masyarakat Bima mencintai kedamaian, dan dengan terbangunnya gong ini, kita yakin radikalisme akan kehilangan tempatnya di kota ini," ujar Pj Wali Kota Bima .

Ia juga menyoroti pentingnya peran bersama dalam menjaga perdamaian, membangun toleransi, dan menghormati perbedaan.

"Gong ini adalah cermin dari kebersamaan kita untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai," katanya.

Baca juga: Galeri Ekraf percantik destinasi wisata Gong Perdamaian di Ambon

Baca juga: Festival Rimpu Mantika 2024 diharapkan gaet wisatawan ke Kota Bima

Baca juga: Festival Rimpu Mantika Kota Bima masuk KEN 2024



Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024