Ini adalah abad ke-21 yang serba modern dan menghadirkan banyak peluang, namun pelanggaran hak asasi manusia di Gaza masih terjadi di depan mata dengan brutal
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyerukan parlemen se-Asia untuk mendorong keadilan bagi rakyat Palestina saat berpidato di Sidang Pleno ke-14 Asian Parliamentary Assembly (APA) di Baku, Azerbaijan, dengan tema membina kerja sama regional untuk pembangunan berkelanjutan di Asia.
 
Dia menyatakan bahwa korban jiwa di Gaza tetap bertambah meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) telah memerintahkan Israel untuk mencegah segala aksi genosida. Rafah yang merupakan wilayah yang paling padat penduduknya di dunia, menurutnya juga dibombardir oleh Israel.
 
"Ini adalah abad ke-21 yang serba modern dan menghadirkan banyak peluang, namun pelanggaran hak asasi manusia di Gaza masih terjadi di depan mata dengan brutal," kata Fadli dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat
 
Sebagai Wakil Ketua Sidang Pleno, dia menyampaikan pernyataan di sesi ‘General Debate’ dengan mengutuk keras segala praktik Israel yang sampai saat ini masih terus melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina di Gaza.
 
Menurutnya 70 persen dari 29 ribu korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak tak berdosa. Situasi di Rafah pun menurutinya sangat memprihatinkan karena sekitar 1,5 juta orang di sana tak lagi memiliki tempat yang aman untuk mengungsi.
 
"Praktik genosida ini harus dihentikan. Perintah dari Mahkamah Internasional kepada Israel harus diimplementasikan secara nyata,” ujar dia.
 
Selain itu, dia menilai bahwa praktik Israel tak sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, yang merupakan tema utama pertemuan Parlemen se-Asia di Azerbaijan ini.

Baca juga: Parlemen Indonesia kembali serukan dukungan bagi kemerdekaan Palestina

Baca juga: Fadli Zon pimpin terbentuknya Komisi Palestina dalam sidang APA
 
"Praktik-praktik tak manusiawi yang dilakukan Israel tidak sejalan dengan Agenda 2030 for Sustainable Development. Rakyat Palestina telah hidup dengan kemiskinan dan perubahan iklim, namun sekarang diperparah oleh kekejaman Israel," tuturnya.
 
Menurutnya parlemen anggota APA mempunyai peran besar dalam isu kemanusiaan di Gaza, karena secara efektif mampu menggunakan fungsi diplomasi parlemen dan bekerja sama mendukung upaya menghentikan kekejaman Israel.
 
Parlemen se-Asia menurutnya harus menyadari bahwa mengakhiri perubahan iklim dan kemiskinan tersebut juga harus disertai dengan penyelesaian tragedi di Gaza. Pada parlemen, kata dia, harus melakukan dialog yang bermakna, dengan menjunjung nilai-nilai Asia yang mengedepankan prinsip keselarasan sosial, kolektivisme, dan saling pengertian yang merupakan prasyarat untuk mencapai perdamaian dan stabilitas.
 
Untuk itu, dia menyerukan empat hal penting yang harus diangkat saat berdialog, yaitu mendukung gencatan senjata di Gaza, memastikan akses bantuan kemanusiaan secara penuh diperluas dan tanpa hambatan bagi warga Palestina, memastikan bahwa perintah Mahkamah Internasional terhadap Israel dilaksanakan secara efektif, hingga menyerukan kepada negara-negara terkait untuk segera lanjutkan bantuan dana mereka ke UNRWA.
 
"Komite APA terkait Palestina tak boleh melakukan ‘business-as-usual’. Mereka harus menetapkan dan mencapai tujuan yang jelas, memberikan solusi strategis, dan melakukan misi khusus untuk melihat secara langsung keadaan di Palestina," imbuh dia.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024