Surabaya (ANTARA News) - Luapan lumpur Lapindo Brantas Inc yang "menenggelamkan" sejumlah lokasi di kawasan Porong, Sidoarjo, dan juga meluberi jalan tol Surabaya-Gempol sehingga jalan tol itu ditutup total, akan dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi Jatim. "Saya kira, kalau masalah (luapan lumpur) ini tidak segera terselesaikan, bukan tidak mungkin akan berpengaruh terhadap perekonomian daerah kita," kata Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) yang juga pengurus Kadin Jatim, Isdarmawan Asrikan, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, luapan lumpur telah berimbas ke berbagai sektor usaha, termasuk diantaranya kelancaran arus barang ekspor maupun impor yang memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Ia mencontohkan, berdasarkan inventarisir sebelumnya, ketika jalan tol Surabaya-Gempol ditutup beberapa waktu lalu, eksportir harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp1juta per kontainer. Jika ada 1.000 kontianer ekspor per hari yang melintas jalan tol, maka biaya tambahan yang ditanggung eksportir mencapai Rp1 miliar per hari. Padahal, lanjutnya, komoditi ekspor maupun impor terdiri dari berbagai macam. Komoditi eskpor itu seperti furniture, kertas, tekstil, garmen, produk plastik, hasil bumi, kopi, kakao, tembakau, karet, handicraft, hasil tambang serta produk perikanan dan udang. Sedangkan komoditi impor, sekitar 70 persennya merupakan bahan baku untuk industri. Selain itu, proses pengolahan dan produksi komditi tersebut selama ini menjadi salah satu penggerak roda perekonomian daerah, diantaranya Malang, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Lumajang dan Banyuwangi. "Jadi, kalau kelancaran arus barang ekspor maupum impor terganggu, dampaknya sangat besar. Bahkan, bisa mengganggu perekonomian," ujarnya. Ditanya tentang pengoperasian Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, sebagai pelabuhan alternatif untuk kegiatan ekspor-impor, Wakil Sekjen Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) itu mengemukakan, bahwa untuk melakukan hal itu perlu berbagai kesiapan. Kesiapan tersebut diantaranya keseiapan dermaga berikut infrastruktur pelabuhan, kesiapan perusahaan pelayaran yang menyediakan ruang kapal, kesediaan eksportir-importir untuk mengalihkan kegiatannya dari Tanjung Perak ke Tanjungwangi serta kesiapan instansi terkait lainnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006