Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur bersama pihak terkait memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Berau melalui pengembangan klaster padi yang kini panen di lahan seluas 281 hektare (ha).

"Klaster padi yang dikembangkan dengan berbagai pihak tersebut berada di Kecamatan Teluk Bayur, Berau, seluas 281 hektare dengan hasil panen antara 5-6 ton per hektare," ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Timur Budi Widihartanto di Samarinda, Sabtu.

Pengembangan klaster ini merupakan bagian dari kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kaltim untuk memperkuat pasokan pangan terutama dari beras. Selama ini kebutuhan beras untuk Kalimantan Timur (Kaltim) masih sering dipenuhi dari luar provinsi ini.

Budi berharap adanya penambahan pasokan beras dari Berau tersebut dapat menjaga stabilisasi harga pangan di wilayah Kaltim, terutama untuk masyarakat Berau.

Panen padi bersama di klaster itu dilakukan pada Kamis, 22 Februari 2024, oleh Budi Widihartanto yang dihadiri Sekretaris Kabupaten Berau Muhammad Said, Forkopimda Kabupaten Berau dan anggota Gapoktan Manunggal Karsa.

Baca juga: BI Kaltim bantu cetak ketahanan pangan di IKN
Baca juga: Bank Indonesia Kaltim salurkan Rp21,9 miliar ke mahasiswa


Pada panen ini, produksi padi diperkirakan mencapai 550 ton, sedangkan untuk pemasaran sementara hanya untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat.

Hal itu sebagai tindak lanjut kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Berau. Setelah panen bersama, dilanjutkan dengan Pelatihan Budi Daya Padi Organik di lokasi Gapoktan Manunggal Karsa, Kabupaten Berau.

"Bank Indonesia senantiasa bersinergi dalam menjaga stabilisasi harga pangan, sebagai bagian dari pengendalian inflasi bersama dengan berbagai pihak, terutama dengan pemerintah daerah," katanya.

Sinergi dilakukan dalam bentuk kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Berau, khususnya Dinas Pertanian dan Peternakan melalui pendampingan dengan sasaran Gapoktan Manunggal Karsa di Desa Labanan Jaya sebagai kawasan pertanian padi terintegrasi.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024