Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35,5 milimeter
Jakarta (ANTARA) - Gunung Ili Lewotolok yang berada di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1 kilometer dari pusat kawah gunung berapi aktif tersebut.
 
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengatakan erupsi itu terjadi pagi ini pukul 05.35 WITA dengan kolom abu kelabu tebal mengarah ke barat.
 
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35,5 milimeter dan durasi 85 detik," kata Stanislaus dalam laporan yang diterima di Jakarta, Minggu.
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas vulkanik.
 
Sedangkan, bagi masyarakat yang berada di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran maupun longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di Lembata kembali erupsi
Baca juga: PVMBG: 821 kali erupsi terjadi di puncak Gunung Ile Lewotolok
 
Berdasarkan data pengamatan kegempaan PVMBG, periode 00.00 sampai 24.00 WITA, 24 Februari 2024, Gunung Ili Lewotolok tercatat mengalami 15 kali gempa letusan, 9 kali gempa guguran, 362 kali gempa hembusan, 18 kali gempa fase banyak, 1 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.
 
Gunung Ili Lewotolok adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Gunung api itu memiliki ketinggian 1.423 meter atau 4.669 kaki di atas permukaan laut. Puncak gunung memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut Metong Lamataro oleh penduduk setempat.

Baca juga: PVMBG rekam erupsi selama 102 detik di Gunung Semeru
Baca juga: Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru terekam hampir dua jam
Baca juga: Gunung Dukono meletus muntahkan abu setinggi 2,7 kilometer

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024