Jangan sampai hilang, sebab beras surplus 30 persen dan kita harus jaga untuk cadangan
Surabaya (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Timur komitmen melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar produksi antarkabupaten dan kota di wilayah setempat bisa menjaga cadangan bahan pangan pokok, terutama beras pada saat menjelang Ramadhan 1445 Hijriah.
 
"Semisal membuat korporasi petani nelayan untuk menjaga agar produk-produk mereka tetap terjaga dan ada di Jatim," ujar Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono di Surabaya, Senin.
 
Pihaknya berharap surplusnya beras di Jatim tidak sampai hilang sehingga masyarakat harus terpaksa membeli beras dari daerah lain.
 
"Jangan sampai hilang, sebab beras surplus 30 persen dan kita harus jaga untuk cadangan. Jangan sampai orang Jawa Timur yang petaninya banyak menghasilkan lebih, tapi membeli berasnya tetap beras orang lain," ucapnya.
 
Pj Gubernur juga mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim telah menjalin kerja sama dengan berbagai mitra untuk menjaga kestabilan harga, seperti Bulog dan BUMD.
 
Kemudian, meminta Disperindag Jatim, BUMD serta mitra lainnya untuk menggelar pasar murah di beberapa titik di wilayah setempat.
 
"Dengan suplai dijaga maka harga yang memang murah membuat distribusinya tetap lancar," ucap pria yang sebelumnya menjabat Sekdaprov Jatim tersebut.
 
Adhy Karyono juga menambahkan kegiatan pasar murah merupakan satu dari banyaknya kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat dari Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa.
 
Selama kepemimpinan Gubernur Khofifah, pasar murah rutin digelar dan sudah dilakukan di semua kabupaten/kota di Jawa Timur.
 
"Pasar murah ini sebetulnya sudah didesain waktu Khofifah dan Emil menjabat, wanti-wantinya adalah Pak Pj tolong yang sudah dilakukan saya khususnya untuk orang miskin tetap dilanjutkan bahkan ditingkatkan salah satunya pasar murah," tuturnya.
 
"Itu adalah amanah dari Khofifah, saya hanya melaksanakan dan memperkuat," kata dia menambahkan.
 
Selain gelaran pasar murah, Pj Gubernur Adhy menyampaikan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, ia bersama tim dari forum komunikasi pimpinan daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur sudah turun ke pasar-pasar melakukan pemantauan.
 
Mantan Staf Ahli Kementerian Sosial tersebut juga mengaku kerap mendapatkan update mengenai harga bahan pokok di Jawa Timur, bahkan harga-harga yang disampaikan oleh Disperindag Jatim itu diberikan setiap paginya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Pemprov Jatim, harga bahan pokok yang mengalami kenaikan yaitu beras. Salah satu faktornya yakni harga gabah kering giling di tingkat petani mengalami kenaikan mencapai Rp7.320 per kilogram atau sekitar 44,6 persen dari harga yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp5.000.
 
Komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah cabai. Harga rata-rata cabai rawit merah sebesar Rp47.566 per kilogram atau naik Rp2.017 per kilogram, kemudian cabai merah besar Rp71.017 per kilorgam naik Rp 13.753 per kilogramnya.
 
Sedangkan, untuk komoditas seperti daging sapi, ikan maupun unggas dipastikan tidak mengalami kenaikan harga yang siginifikan.

Baca juga: Jatim tercatat 15 kali OP pastikan keterjangkauan harga bahan pokok
Baca juga: Pj Gubernur Jatim pastikan pasokan beras aman 6 bulan ke depan

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024