Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat melestarikan budaya alam Minangkabau dengan menyusun kurikulum Bahasa dan Sastra Minangkabau (BSM) serta mengajarkannya kepada siswa di daerah itu sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal.

“Kita sangat serius dalam melestarikan budaya Minangkabau, terbukti dengan terjalinnya kerja sama antara Pemkot Pariaman dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas Padang dan UNP," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman Kanderi di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan Pariaman merupakan satu-satunya daerah di Sumbar yang menetapkan BSM ini sebagai kurikulum muatan lokal. Bahkan penetapan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Walikota Pariaman Tahun 2020 tentang Penerapan Mata Pelajaran BSM sebagai muatan lokal wajib bagi SD dan SMP/MTs sederajat di Kota Pariaman.

Bahkan, kata dia, untuk menunjang mata pelajaran BSM tersebut 17 guru dari Kecamatan Pariaman Timur telah menulis buku sehingga dapat mempermudah proses belajar mengajar di sekolah.

Ia menyebutkan buku BSM tersebut berisikan tentang tata krama berbicara di Minangkabau, yaitu "kato nan ampek" atau kata yang empat, yakni "malereang (melereng), mandaki (mendaki), mandata (mendatar), dan manurun (menurun)".

Baca juga: Pemkot Pekalongan uji coba muatan lokal mitigasi bencana tingkat PAUD

Baca juga: Guru Besar UB usulkan Kurikulum Kebencanaan sebagai muatan lokal


Selain itu, lanjutnya, dalam buku tersebut dikenalkan permainan tradisional khas Minangkabau di antaranya layang-layang, gasing, cabur, samba lakon, patok lele, badie batuang, dan gundu.

Pihaknya berharap dengan adanya mata pelajaran muatan lokal BSM tersebut maka generasi penerus di Pariaman mengetahui dan mempraktIkkan tata krama dan budaya Minangkabau sehingga nilai positif dalam etnis tersebut tidak hilang di tengah perkembangan zaman.

Kanderi mengatakan karena muatan lokal BSM itu sejumlah pemerintah kabupaten dan kota di Sumbar mengunjungi Pariaman untuk melaksanakan studi tiru.

Adapun yang melaksanakan studi tiru ke Pariaman yaitu Pemerintah Kabupaten Solok dan Kota Solok serta yang terbaru yaitu rombongan Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) beserta Pengawas Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota pada Jumat (23/2).

Sementara itu, Ketua K3S Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota, Jefni Weldi, mengatakan kunjungan pihaknya sebanyak 50 orang ke Pariaman dalam rangka melanjutkan pembuatan program ajar muatan lokal.

“Sengaja kami melakukan studi tiru ke Pariaman karena menurut informasi yang kami dengar hanya Pariaman yang mempunyai legalitas terkait program ajar muatan lokal ini,” tambahnya.

Baca juga: Riau provinsi pertama luncurkan kurikulum muatan lokal gambut

Baca juga: Kemendikbudristek luncurkan muatan lokal bahasa ibu di Jayapura

Pewarta: Rahmatul Laila
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024