Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan dan produksi furnitur di dunia
Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) membahas pengembangan industri furnitur pada pertemuan Council of Asia Furniture Association (CAFA) Tahun 2024 di Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Selasa.

Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat di Kabupaten Tangerang, Selasa, menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan dan produksi furnitur di dunia.

Bahkan, katanya, Indonesia juga mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 17 ribu pulau, terutama terkait dengan bahan baku furnitur yang berkelanjutan, budaya yang kaya, keunikan desain furnitur berbasis kearifan lokal dan didukung dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.

"Potensi ini perlu terus dikembangkan, bersinergi dengan semua pemangku kepentingan di dalam negeri, dan kolaborasi internasional yang saling menguntungkan untuk ke depannya," katanya.

Menurut dia, Indonesia merupakan penghasil rotan terbesar dan terbaik, serta menjadi salah satu negara dengan kekayaan bambu terbesar ketiga di dunia.

Oleh sebab itu, semua potensi ini perlu segera dimanfaatkan dan dikembangkan, sehingga dapat berkontribusi positif guna meningkatkan kontribusi industri furnitur untuk menghasilkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.

"Pesatnya pembangunan infrastruktur dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan furnitur, khususnya furnitur ramah lingkungan. Hal ini mengingat semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan," tuturnya.

Kendati demikian, ke depan tren furnitur yang ada di dunia mengarah pada furnitur ramah lingkungan, sehingga permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan dengan memanfaatkan kekayaan alam di dalam negeri mengalami pertumbuhan yang signifikan.

"Untuk pertumbuhan permintaan terhadap furnitur selama tahun 2024 ini diperkirakan mencapai 51,02 miliar dolar AS. Atau 8,6 persen secara global pertumbuhan furnitur relatif tinggi menjadi peluang besar yang harus kita respons secara bersama-sama," ungkap dia.

Baca juga: Asmindo sebut permintaan industri mebel meningkat pesat 

Baca juga: Asmindo gelar IFFINA 2024 guna tingkatkan ekspor furnitur dalam negeri

Promoting sustainable furniture ecosystem, leading to net zero emission atau Industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri utama penunjang perekonomian nasional Indonesia.

Dalam kondisi global yang belum pulih akibat perang dan pelemahan permintaan dunia, industri ini masih menyumbangkan nilai ekspor yang signifikan, serta turut
mendukung kegiatan industri pariwisata dan hospitality di dalam negeri dengan nilai hampir mencapai Rp16 triliun.

Secara nasional, nilai ekspor mebel dan kerajinan Indonesia melemah sebesar 28 persen pada periode Januari-September 2023 dibandingkan tahun 2022, yaitu dari 2,5 miliar dolar AS menjadi 1,8 miliar dolar AS.

"Dengan penurunan pada sektor mebel sebesar 30,63 persen dan sektor kerajinan 20,59 persen. Untuk sektor mebel, kontribusi terbesar didominasi oleh produk furnitur kayu 57,31 persen, diikuti oleh furnitur rotan 5,75 persen, dan furnitur metal 3,47 persen," tuturnya.

Dalam era modern ini, industri furnitur tidak hanya menjadi simbol kenyamanan dan keindahan dalam rumah, tetapi juga menjadi cerminan dari komitmen kita terhadap lingkungan.

Memahami urgensi akan keberlanjutan, CAFA telah menjadi garda terdepan dalam mendorong perubahan positif di wilayah Asia dan Pasifik.

Selama empat dekade terakhir, CAFA telah menjadi motor penggerak kerja sama antar negara di kawasan Asia-Pasifik bersama dengan 20 anggota yang termasuk Asmindo. Visi CAFA untuk mendorong kerja sama internasional yang berkelanjutan telah memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan industri furnitur di seluruh kawasan ini.

Pentingnya isu-isu lingkungan, seperti pemanasan global dan perubahan iklim, tidak bisa diabaikan. Dalam menghadapi tantangan ini, CAFA dan anggotanya telah mengambil langkah proaktif untuk mengubah paradigma industri menuju keberlanjutan.

Pemahaman akan tren masa depan, dimana konsumen semakin memperhatikan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, telah mendorong CAFA untuk menjadi pionir dalam mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan dalam industri furnitur.

CAFA telah mengambil langkah proaktif untuk memimpin industri furnitur Asia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan inisiatif “Bamboo as a Substitute for Plastics”.

Asmindo sebagai anggotanya juga mendukung komitmen tersebut dengan mengusung tema acara “Promoting Sustainable Furniture Ecosystem, Leading To Net Zero Emission”.

Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan CAFA Ke-41, berada pada posisi yang strategis dalam mendorong agenda keberlanjutan ini. Dengan kekayaan sumber daya alam seperti rotan dan bambu, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam produksi
furnitur berkelanjutan.

Menyadari hal tersebut, Asmindo dalam kesempatan ini akan menandatangani MOU dengan China National Furniture Association (CNFA) untuk kerjasama strategis antara Indonesia-China.

Keterlibatan aktif dari pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia akan menjadi kunci keberhasilan dalam membangun ekosistem furnitur yang berkelanjutan dari hulu sampai hilir.

"Asmindo berharap dengan acara ini akan membawa peningkatan pada kerja sama
diantaranya: mendatangkan investasi luar negeri, terbangunnya pusat riset bahan baku yang berkelanjutan, terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi, peningkatan kapasitas SDM furnitur, peningkatan pada pemasaran, dan pertukaran informasi pasar," ucap Dedy.

Baca juga: Asmindo optimistis kinerja ekspor mebel meningkat pada 2024

Baca juga: Asmindo: Indonesia tidak kekurangan bahan baku untuk industri mebel





 

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024