Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Jawa Barat menyarankan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan evaluasi, khususnya terkait sistem kerja petugas penyelenggara pemilu sehubungan dengan masih tingginya angka kematian petugas pada Pemilu 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengusulkan KPU menambah jumlah anggota petugas, sehingga terjadi pembagian jam kerja (shift) berkala demi memberi waktu istirahat bagi penyelenggara pemilu.

"Terus terang, kami tidak berpengalaman soal ini. Tapi KPU yang lebih berpengalaman. Mungkin sebaiknya shift kerja diperbaiki atau anggota ditambah, atau dibuat sebuah alur yang lebih dipermudah. Karena manusia ada keterbatasan dalam bekerja, mungkin itu yang harus menjadi evaluasi dari KPU," ujar Vini di Kabupaten Bandung, Selasa.

Meski demikian, Vini mengakui sudah ada perbaikan pada Pemilu 2024 ketimbang pemilu 2019 silam, walau diakuinya masih ada korban yang meninggal. Tetapi setidaknya, jumlahnya menurun jauh daripada edisi sebelumnya.

Hal tersebut, kata Vini, dipicu adanya pembatasan usia bagi penyelenggara Pemilu 2024 dan pemeriksaan kesehatan sebelum perekrutan, yang sedikit mengurangi jumlah korban.

Baca juga: KPU: Petugas pemilu yang meninggal di NTT bertambah, 198 petugas sakit

Baca juga: KPU RI beri santunan sembilan petugas ad hoc pemilu di Tabalong


"Pelaksanaan Pemilu 2024 sudah lebih baik, karena jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan sudah diantisipasi. Tapi yang jelas, ada penurunan signifikan daripada sebelumnya. Kami sendiri sudah siap, fasilitas, pedoman, promosi kesehatan," ucapnya.

Sementara mengenai mayoritas korban meninggal yang diketahui karena memiliki penyakit komorbid, dia menerangkan persyaratan menjadi petugas pemilu termasuk mengenai kesehatannya bergantung dari KPU dan Bawaslu selaku penyelenggara.

Namun pada prinsipnya, kata Vini, tidak masalah anggota penyelenggara pemilu memiliki komorbid, asal bisa terkontrol.

"Asal terkontrol, pola hidup sehat dijaga enggak masalah. Karena maaf, kadang tidak terkontrol, kemudian tidak terbuka ketika memeriksakan ke dokter terlebih dahulu. Sebenarnya sudah diantisipasi sebelumnya, tapi ada faktor-faktor itu," tuturnya.

Sejauh ini, diketahui sejak pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 total 50 orang meninggal dunia, dengan 28 orang dari kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), 20 petugas keamanan TPS, serta dua orang panitia pemungutan suara (PPS).

Baca juga: KPU Bangka Barat salurkan santunan ke keluarga KPPS meninggal dunia

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024