Dari bulan Januari-Oktober 2023, kasus DBD tercatat 635 kasus. Khusus Oktober jumlahnya 11 kasus. Ini tentunya lebih rendah dari 2022 yang angkanya 1.815 kasus
Cirebon (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Jawa Barat berhasil menekan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerahnya berkat sejumlah program pencegahan dan penanganan penyakit tersebut, sehingga angka kasus itu menurun signifikan pada 2023 dibandingkan tahun 2022.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dr Neneng Hasanah di Cirebon Selasa menjelaskan, penurunan kasus itu ditunjukkan dalam data penderita DBD sepanjang Januari-Oktober 2023 sebanyak 635 kasus. Sedangkan di tahun 2022 jumlahnya tercatat 1.815 kasus.
 
“Dari bulan Januari-Oktober 2023, kasus DBD tercatat 635 kasus. Khusus Oktober jumlahnya 11 kasus. Ini tentunya lebih rendah dari 2022 yang angkanya 1.815 kasus,” katanya.
 
Selain jumlah penderita yang menurun, kata Neneng, Dinkes Kabupaten Cirebon pun berhasil menekan angka kematian akibat DBD saat ini.
 
Ia menjelaskan, pada tahun 2022 jumlah pasien penderita DBD yang dinyatakan meninggal tercatat berjumlah 11 orang. Akan tetapi kondisi saat ini menjelang akhir 2023, angka kematian itu menurun drastis menjadi lima pasien.
 
“Jumlah kematian lima pasien sampai Oktober 2023. Kalau tahun lalu itu ada 11 pasien,” katanya.
 
Neneng menilai penurunan kasus DBD di Kabupaten Cirebon berhasil dilakukan karena pihaknya secara aktif menggencarkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
 
Dalam program itu, Dinkes Kabupaten Cirebon melibatkan semua komponen seperti puskesmas, camat, pemerintah desa hingga kader kesehatan dan masyarakat untuk menerapkan PSN. Dengan begitu, secara perlahan tren kasus DBD menunjukkan penurunan.

“Antisipasi tentunya kita ada pemberantasan sarang nyamuk terus dilakukan,” kata Neneng.
 
Pihaknya mengimbau meski kasus DBD menurun, masyarakat di Kabupaten Cirebon tetap perlu waspada dan menerapkan perilaku hidup bersih dengan memperhatikan kondisi lingkungan supaya nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak.
 
Sebab, kata Neneng, peningkatan kasus DBD kerap meningkat saat peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
 
“Dinkes dan Puskesmas selalu memberikan edukasi terkait langkah-langkah pencegahan DBD. Karena biasanya meningkat di musim peralihan dari musim panas ke musim hujan,” katanya.

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023