Kirkuk, Irak (ANTARA News) - Militan menembak jatuh sebuah helikopter militer Irak, Rabu, menewaskan empat anggota pasukan keamanan, sementara 14 orang tewas dalam kekerasan lain, kata sejumlah pejabat.

Helikopter itu ditembak jatuh selama operasi besar-besaran terhadap militan di sebuah daerah gurun sebelah barat Baiji, di sebelah utara Baghdad, menewaskan dua orang awak dan dua prajurit, kata mereka, lapor AFP.

Sejumlah helikopter menjadi sasaran tembakan militan selama operasi keamanan, termasuk satu serangan bulan lalu yang mencederai pilot.

Di kota Kirkuk, Irak utara, bom mobil yang diledakkan di dekat kantor gubernur menewaskan dua orang dan melukai 15 lain,

Juga di Irak utara di provinsi Nineveh, serangan-serangan menewaskan tiga orang, dan pasukan menembak mati satu militan. Kekerasan di provinsi Diyala menewaskan dua orang dan melukai dua lain.

Tiga pemboman di Baghdad, termasuk satu serangan di dekat toko es krim dan satu lagi di dekat sebuah taman, menewaskan sedikitnya empat orang dan mencederai 17, sementara ledakan bom lain di dekat pasar sayur di wilayah tenggara ibu kota Irak tersebut menewaskan dua orang dan melukai enam lain.

Kekerasan Rabu itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.

Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.

Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah melampaui 4.600 orang sejak awal tahun ini.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013