Sepak bola Jerman memiliki komitmen penting terhadap kontrol dan keterlibatan penggemar melalui aturan "50+1" yang membatasi tingkat pengaruh investor asing terhadap klub.

Peraturan itu tetap populer di kalangan penggemar Jerman, banyak di antara mereka yang lebih menghargai peraturan itu daripada daya saing klub di kancah domestik atau internasional.

DFL pun berjanji bahwa kesepakatan baru itu akan mencakup perlindungan kepada penggemar, termasuk tidak mengubah waktu kick-off demi menyesuaikan pangsa pasar di Asia atau memindahkan pertandingan kompetitif ke luar negeri.

"Kontrak kami dengan investor memiliki garis batas yang jelas bahwa tidak ada hal yang bisa menjadi masalah bagi para penggemar, tapi masalahnya adalah para penggemar tidak mempercayai kami," kata Watzke juga CEO Borussia Dortmund itu.

Baca juga: CEO Dortmund tegaskan tidak akan "diskon" harga para pemainnya

Di sisi lain, Watzke mengatakan protes tersebut tidak mencerminkan pendapat rata-rata penggemar.

“Lima persen dari fans -- yang jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi mereka adalah fans yang terorganisir," kata Hans-Joachim Watzke.

"Mungkin 500 atau 800 orang di stadion, para penggemar yang terorganisir, mereka memiliki posisi yang jelas, tidak mau ada investor," kata pria berusia 64 tahun itu

Ia mengatakan, protes tersebut mengubah suasana di antara para manajemen klub Bundesliga.

"Sebagai bos Bundesliga, saya selalu merasa mayoritas klub mendukungnya, namun dalam beberapa minggu terakhir hal itu berubah," tutur Hans-Joachim Watzke. "Ketika saya menyadari bahwa mayoritas tidak ada di sana, maka saya menghentikannya."

Baca juga: Hoeness cemaskan pengaruh dana asing ke klub-klub besar Eropa
 

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024