Meningkatkan keberlanjutan rantai pasokan bioenergi dan meminimalkan dampak negatif merupakan prioritas seluruh pembuatan kebijakan bioenergi.
Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Prof Dr Heri Hermansyah mengatakan bahwa energi biomassa dapat berperan penting untuk mengurangi emisi karbon.

"Biomassa yang bersumber secara berkelanjutan juga dapat berperan dan mempunyai nilai tertinggi dalam bahan kimia dan material, dapat diolah menjadi green biofuels dan dalam penerapannya jika biomassa dapat dikombinasikan dengan CCS (carbon capture and storage) dapat menghilangkan karbondioksida," kata Heri dalam webinar dengan topik The Role of Biomass Energy Towards Decarbonized Society yang dipantau secara daring, di Jakarta, Rabu.

Biomassa bersama biogas dan bahan bakar nabati merupakan bagian dari bioenergi. Sebagai energi terbarukan, bioenergi dapat menggantikan bahan bakar fosil di semua sektor terkait pembangkit listrik, bahan bakar untuk sektor industri dan komersial, transportasi, dan juga rumah tangga.

Lebih lanjut, Heri mengatakan untuk mendukung peningkatan peran bioenergi, maka pasokan biomassa juga perlu ditingkatkan. Dengan demikian, diperlukan tata kelola dan praktik berkelanjutan yang mendesak.

"Meningkatkan keberlanjutan rantai pasokan bioenergi dan meminimalkan dampak negatif merupakan prioritas dalam seluruh pembuatan kebijakan bioenergi," kata dia pula.

Menurut Heri, pengembangan utama yang diperlukan, yakni mengurangi penggunaan biomassa secara tradisional dan meningkatkan penggunaan bioenergi modern, di antaranya menyediakan panas untuk bangunan serta bahan bakar untuk sektor industri dan transportasi jalan, penerbangan, dan pelayaran.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Program transmisi energi menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan pencapaian target tersebut. Dalam mendukung program transisi energi tersebut, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) akan menjadi sangat dominan yang dijabarkan dalam target strategi dan program pemanfaatan EBT secara bertahap, terukur dan tepat sasaran.

Sebelum mencapai target NZE di tahun 2060 dalam jangka waktu pendek, target yang harus dicapai adalah kontribusi EBT sebesar 23 persen pada 2025 sebagaimana diatur dalam kebijakan energi nasional.

Bioenergi sebagai salah satu sumber EBT memegang peranan yang sangat penting dalam perjalanan menuju NZE. Bioenergi bukan hanya sebagai sumber energi terbarukan, tetapi juga sebagai bagian integral dari strategi Indonesia untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan keberlanjutan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Pada 2023, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional baru mencapai sekitar 13,2 persen, di mana bioenergi memberikan kontribusi sekitar 7,7 persen atau sekitar 60 persen dari total bauran energi.

Hal itu menunjukkan besarnya peran bioenergi dalam bauran EBT nasional. Salah satu peran bioenergi yang besar, yaitu penyediaan dan pemanfaatan biodiesel, di mana pada 2023 telah disalurkan biodiesel untuk domestik sebesar 12,3 juta kiloliter (kl) yang dapat menghemat devisa negara sekitar lebih dari Rp122 triliun dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 132 juta ton CO2 equivalent.
Baca juga: Anggota DPR saran optimalkan limbah uang kertas untuk energi biomassa
Baca juga: PLN: teknologi "co-firing" mampu tekan 1,05 juta ton CO2 emisi karbon

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024