Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan Merdeka Belajar merupakan salah satu langkah transformasi pendidikan yang komprehensif.

"Merdeka Belajar, sebagai paradigma pembelajaran yang berorientasi pada murid, menjadi sebuah cara yang tepat dalam melihat esensi transformasi pendidikan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Transformasi pendidikan yang lebih komprehensif melalui Merdeka Belajar dilakukan dengan menjadikan murid sebagai fokus utama dalam pembelajaran.

Melalui program tersebut, sekolah dan guru dapat benar-benar fokus menjalankan tugasnya yaitu mendorong pembelajaran di kelas sesuai tingkat kompetensi siswa.

Baca juga: Nadiem: Transformasi pendidikan cegah "learning loss" di masa krisis
Baca juga: Kemendikbudristek: Sekolah Penggerak aset pemda perbaiki pendidikan


Nadiem menyebutkan terdapat tiga faktor utama yang berdampak pada keberlanjutan Merdeka Belajar pada masa mendatang.

Pertama, keberadaan ratusan ribu Guru Penggerak yang menjadi agen perubahan membawa paradigma baru di dunia pendidikan dan ikut membawa pengaruh positif bagi guru-guru lainnya.

Kedua, sebanyak 80 persen sekolah di Indonesia secara sukarela telah mulai mempelajari tentang prinsip, ide, dan mengimplementasikan bagian-bagian dari Kurikulum Merdeka.

Terakhir, revolusi digital melalui platform-platform pendukung pembelajaran yang telah diluncurkan Kemendikbudristek.

Nadiem pun menekankan untuk tidak memandang gerakan ini sebagai kebijakan pemerintah yang bersifat top-down melainkan fokus pada gerakan akar rumput.

"Di negara berkembang seperti Indonesia, sistem pendidikan harus selalu memprioritaskan para murid yang tertinggal," katanya.

Baca juga: TMII luncurkan program wisata budaya sebagai dukungan Merdeka Belajar
Baca juga: Kemendikbudristek: 725.000 mahasiswa ikuti berbagai program MBKM

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024