Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan transformasi pendidikan yang dilakukan pemerintah telah berhasil mencegah learning loss atau kemunduran belajar saat Indonesia mengalami masa krisis pandemi COVID-19.

“Bukti konkret transformasi pendidikan nasional salah satunya terlihat dalam penanganan pandemi COVID-19 lalu,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assesment (PISA) 2022, dampak pandemi COVID-19 terhadap penutupan sekolah membuat siswa di berbagai negara mengalami learning loss.

Hal tersebut berdampak pada menurunnya rata-rata skor literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains internasional.

Meski demikian, Indonesia berhasil mempertahankan skornya di tingkat rata-rata atau bahkan lebih baik dari rata-rata internasional.

Hal itu lantaran transformasi pendidikan dilakukan oleh Kemendikbudristek melalui beberapa terobosan agar pembelajaran dapat tetap terlaksana dan menghindari terjadinya zero learning.

Baca juga: Kemendikbudristek: Guru Penggerak dukung transformasi pendidikan

Beberapa terobosan tersebut seperti pembagian kuota internet kepada murid dan guru, meluncurkan platform untuk saling berbagi praktik baik bagi para guru, serta pengadaan konten pembelajaran melalui saluran televisi.

Selain itu, Kemendikbudristek juga memberikan fleksibilitas kepada sekolah-sekolah dalam memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Tak kalah penting, saat itu Kemendikbudristek juga menawarkan kepada semua sekolah agar melakukan kurikulum versi yang disederhanakan.

“Kini dapat dilihat bahwa sekolah yang menerapkan kurikulum yang disederhanakan atau kurikulum darurat mengalami kemunduran belajar lebih sedikit,” ujar Nadiem.

Baca juga: Kemendikbud sebut tiga esensi penting dalam transformasi pendidikan

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024