Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan Guru Penggerak telah mampu mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan transformasi pendidikan.

“Guru Penggerak mampu menggerakkan warga sekolah untuk mendorong paradigma baru. Ini akan membawa perubahan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Iwan Syahril dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Salah satu Guru Penggerak yang telah berhasil menjadi Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah Rismawati.

Karier Risma berawal pada 2010 setelah ia lulus menjadi guru kemudian ditugaskan di SMP 8 Satap, Tupabbiring yang hanya memiliki 20 murid sehingga memiliki tantangan tersendiri saat awal mengajar.

Kemudian ketika mengetahui adanya Pendidikan Guru Penggerak (PGP), ia merasa program tersebut cocok dengan semangatnya untuk menggerakkan sekolah menjadi lebih berkembang.

Akhirnya, ia mantap untuk mendaftarkan diri dan lolos menjadi Guru Penggerak angkatan ketiga.

Baca juga: BGP Papua Barat optimalkan pemanfaatan Awan Penggerak bagi guru 3T

Baca juga: 30 guru penggerak di Luwu Timur ikuti bimtek publikasi artikel ilmiah


Selain Risma, terdapat pula guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kota Makassar bernama Muhammad Nur yang menjadi Guru Penggerak agar dapat berkontribusi dalam roda pergerakan pendidikan di Indonesia.

“Saya ingin memberikan pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik di SLB, meskipun anak berkebutuhan khusus tapi mereka memiliki potensi yang bisa dikembangkan melalui sentuhan guru-guru hebat,” katanya.

Nur menuturkan kurikulum dalam PGP berisi materi yang tersusun sangat rapi dan menyentuh sehingga menggugah cara berpikirnya tentang profesi yang sudah ia geluti hampir 23 tahun itu.

Koordinator Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Selatan Nuzul Haq pun mengungkapkan hal senada bahwa dampak dari PGP mampu mengubah cara pandangnya terhadap murid.

“Paradigma yang saya pegang bahwa guru sebagai pamong sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sang murid. Dan ini sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara,” kata Nuzul.

Nuzul Haq berharap program PGP terus dilanjutkan karena ia merasakan perubahan bukan hanya kepada konten akan melainkan kepada kontekstual dalam kehidupannya bersama dengan murid.

Program ini membawa para guru menerapkan pembelajaran yang lebih berpihak kepada murid sehingga lebih berdampak dan berpusat pada murid sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

Baca juga: Pemkot Surabaya angkat 16 kepala sekolah dari Program Guru Penggerak

Baca juga: Presiden harap jumlah guru penggerak terus bertambah

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024