Santiago (ANTARA News) - Chile mengumumkan keadaan darurat, Kamis (3/10), setelah embun beku akibat temperatur sangat rendah mengakibatkan kerusakan luas pada tanaman buah di bagian tengah negeri itu, sehingga mengancam produksi anggur.

Chile adalah salah satu pengekspor utama buah di Amerika Selatan. Embun beku tersebut telah mengakibatkan kerugian besar di sektor pertanian, kata Menteri Pertanian Luis Mayol di dalam satu siaran pers kementerian.

Ditambahkannya, keadaan darurat itu akan memungkinkan diberikannya dukungan lebih kuat oleh pemerintah buat keluarga yang jadi korban, produsen pertanian dan petani.

Tindakan tersebut juga akan membantu keluarga itu "bangkit kembali sesegera mungkin", dengan menyiapkan sumber daya lebih bagi produsen di wilayah itu, terutama petani kecil dan menengah, kata menteri tersebut.

Temperatur telah turun sampai delapan derajat di bawah nol sejak musim semi mulai muncul di belahan Bumi selatan itu. Kondisi tersebut merusak banyak tanaman, terutama buah, di Wilayah O-Higgins di Chile Tengah, daerah penghasil utama buah dan anggur.

Pengeksport buah telah memperkirakan kerugian mencapai satu miliar dolar AS, demikian laporan Xinhua.

Sementara itu, Perusahaan Anggur Chile memperkirakan kerugian mencapai 150 juta dolar AS akibat kerusakan tanaman anggur, sementara pemerintah menyatakan 50.000 orang mungkin kehilangan pekerjaan.

Menurut banyak ahli, embun beku pertengahan September sangat berbahaya bagi tanaman anggur putih.

Di antara tanaman buah yang paling rusak ialah persik, kiwi, nektarin, aprikot, alpukat dan sayur-mayur, sehingga akan menunda penyewaan lahan pertanian, kata banyak produsen.

Buah dan angguta adalah dua industri penting bagi Chile. Ekspor buah negeri itu bernilai 4,3 miliar dolar AS dan eksport anggur mencapai 1,8 miliar dolar pada 2012, demikian data statistik dari pemerintah.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013