Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin menyoroti potensi Indonesia untuk menjadi export hub atau industri otomotif, terutama untuk pasar ASEAN.

“Sekitar 40 persen industri (otomotif) itu juga kita ekspor,” ujar Rachmat Kaimuddin dalam acara bertajuk, “Update dan Sosialisasi Insentif atas Investasi KBLBB kepada Stakeholder” yang digelar di Jakarta, Jumat.

Rachmat memaparkan bahwa pasar ekspor terbesar bagi Indonesia adalah ASEAN sebesar 54 persen dari total ekspor, kemudian disusul Timur Tengah sebesar 18 persen, Amerika Utara sebesar 15 persen, Amerika Selatan sebesar 6 persen, Asia Timur (4 persen) dan Afrika (1 persen).

Terhitung sejak Januari 2023 hingga Desember 2023, kata Rachmat melanjutkan, kurang lebih kendaraan yang sudah diekspor sekitar 571 ribu unit dengan lebih dari 90 negara tujuan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebesar 53 persen dari keseluruhan ekspor merupakan mobil tujuh kursi atau seven-seater. Rachmat mengatakan bahwa hal tersebut menunjukkan potensi Indonesia untuk menjadi ekspor hub mobil penumpang atau passenger car di kawasan ASEAN.

“Jadi, jangan ragu-ragu untuk menjadikan Indonesia sebagai export hub di region ini, terutama untuk yang passenger market,” kata Rachmat.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menggarisbawahi bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar untuk mobil penumpang maupun mobil niaga. Bahkan, kata dia, dibandingkan negara-negara ASEAN, Indonesia merupakan pasar mobil penumpang terbesar.

“Walaupun mungkin ada negara tetangga kita yang produksi lebih banyak buat ekspor, tapi market kita, both passenger and commercial, digabungkan paling gede, dan nanti produksinya juga memang paling gede,” ujar Rachmat.

Biasanya, kata Rachmat, electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik adalah mobil penumpang. Keinginan Indonesia untuk menggenjot peningkatan industri kendaraan listrik merupakan komitmen Indonesia untuk menjaga lingkungan.

We need to fix our environment, we have to have the industry in Indonesia. Itu komitmen kita,” kata Rachmat. 

Baca juga: Kemenko Marves ungkap Indonesia buka peluang investasi CCS

 

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024