Jakarta (ANTARA) - Badan PBB untuk pemberdayaan perempuan, UN Women, menyoroti pentingnya investasi pada kesetaraan gender bagi perempuan untuk mempercepat kemajuan sebuah negara.

"Manfaat berinvestasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak hanya dinikmati oleh perempuan saja, tetapi juga masyarakat," kata Kepala Program UN Women Indonesia Dwi Faiz dalam konferensi pers untuk memperingati Hari Perempuan Internasional di Jakarta, Jumat.

Dia menilai perempuan memiliki kekuatan luar biasa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga investasi untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak perempuan adalah cara untuk memastikan perekonomian yang adil dan sejahtera.

Pemenuhan hak-hak perempuan juga mendukung penanganan krisis iklim yang lebih baik bagi generasi mendatang dan membantu tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kata dia.

Dwi mengatakan salah satu tantangan dalam mencapai kesetaraan gender pada 2030 adalah kurangnya pendanaan bagi upaya itu.

Menurut dia, investasi sebesar 360 miliar dolar AS (sekitar Rp5,65 kuadriliun) per tahun diperlukan untuk mencapai kesetaraan gender di dunia.

Meski angka itu cukup tinggi, banyak manfaat yang bisa dipetik dari investasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tersebut.

Dwi juga mengatakan bahwa tidak adanya kesenjangan gender dalam pekerjaan bisa meningkatkan produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar 20 persen.

Berinvestasi dalam layanan perawatan dan pekerjaan yang layak bagi perempuan juga berpotensi menciptakan 300 juta lapangan pekerjaan pada 2035.

Dwi menyoroti berbagai tantangan dalam upaya pemberdayaan perempuan yang terlibat dalam sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), di antaranya adalah kendala akses keuangan.

Kendala ini muncul karena adanya eksklusi sosial, kurangnya pengalaman sebagian perempuan dalam sistem perbankan formal, kesulitan mengajukan pinjaman, dan masih minimnya literasi soal keuangan.

Tantangan lainnya adalah inklusi digital, di mana perempuan disebut masih memerlukan dukungan dalam memahami dan mendigitalisasi proses bisnis.

Akses pasar juga menjadi salah satu tantangan dalam pemberdayaan perempuan. Kurangnya informasi menyebabkan inovasi dan kemampuan perempuan menjadi terbatas dalam mengembangkan strategi dan mengalami kesulitan untuk memasuki platform e-commerce.

Selain itu, norma sosial masih dianggap membebankan pekerjaan rumah tangga dan perawatan kepada perempuan.

Baca juga: Pimpinan tinggi perempuan diminta ciptakan kebijakan memihak perempuan
Baca juga: Rayakan Hari Perempuan, Vietnam akan gelar pekan pakaian tradisional

Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024