Makkah (ANTARA News) - Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPIH) Slamet Efendi Yusuf meminta jemaah haji Indonesia melakukan manajemen tenaga menjelang pelaksanaan puncak ibadah haji.

Usai meninjau beberapa sektor di Makkah, Minggu, Slamet mengatakan, seharusnya jemaah haji membedakaan kegiatan yang perlu dan tidak perlu dilakukan terkait ibadah haji agar tidak kelelahan.

"Di haji itu ada yang namanya rukun, itu mau tidak mau harus dilakukan. Ada yang sunah. Ada juga yang mubah, misalnya ziarah ke gunung ini dan itu, itu mubah boleh dikerjakan tapi tidak merupakan bagian dari haji itu sendiri," katanya.

Semua kegiatan itu harus diatur untuk untuk menjaga tenaga dan kesehatan, terutama ketika di Armina.

"Itu tempat yang paling melelahkan. Nanti kita ke Arafah, dari Arafah kita ke Mina, tidak terlalu jauh, tapi macetnya luar biasa. Lalu ke Jamarat, itu juga manusia begitu berdesak-desakan, memerlukan tenaga yang luar biasa," katanya.

"Itulah manajemen tenaga. Dengan demikian, sampai pada puncak ibadah, tenaga masih kuat. Jangan sampai pada puncaknya, kita sudah loyo," tambah Slamet.

Menurut dia perlu sosialisasi mengenai ibadah kepada jemaah, mana yang rukun haji dan mana yang melelahkan tapi sebetulnya tidak perlu dikerjakan. "Hari ini saya ke beberapa maktab, menjumpai beberapa orang yang baru melakukan ziarah ke Jabal Nur, itu menguras tenaga. Apalagi ada yang berani sampai naik ke Gua Hiro. Padahal sebelum kita memnunaikan sampai ke Armina, kita harus jaga tenaga jangan sampai kelelahan," katanya.

Di lain pihak, ia juga menemukan jamaah yang mengatur tenaga mereka dengan baik. "Jemaah dari daerah Tulung Agung, mereka mengaturnya baik sekali, misalnya untuk melakukan tawaf menunggu tiga hari, tidak langsung melakukannya pada hari pertama datang, tapi istirahat dulu," katanya.

Itu lah, kata Slamet, pemahaman yang perlu diberikan kepada jemaah.

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013