Palu (ANTARA News) - Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu--ketiganya terpidana mati kasus kerusuhan Poso di Sulawesi Tengah (Sulteng), dijadwalkan akan menghadapi regu tembak pada Jumat tengah malam atau hari Sabtu (12/8) pukul 00:15 waktu setempat. Informasi dihimpun ANTARA News dari berbagai sumber di Palu, Jumat, menyebutkan kepastian pelaksanaan eksekusi itu berdasarkan surat pemberitahuan yang dikirim kejaksaan kepada keluarga ketiga terpidana sejak beberapa hari lalu, dan sampai saat ini belum ada pembatalan. "Saya perkirakan pelaksanaan eksekusi itu jadi dilaksanakan hari ini, sebab hingga pukul 17:30 Wita belum ada perubahan jadwal disampaikan Kajati Sulteng (M. Yahya Sibe SH, MH) selaku Ketua Tim Eksekutor," kata seorang perwira polisi yang enggan disebutkan namanya. Menurut sumber, pelaksanaan eksekusi mati terhadap Tibo, Dominggus, dan Marinus akan dilaksanakan secara bersamaan oleh tiga regu tembak dari kesatuan Brimob Polda Sulteng. "Mereka yang masuk dalam regu tembak merupakan personil pilihan dan kurun sepekan terakhir telah memperoleh latihan selain mendapatkan bimbingan mental dalam melaksanakan tugas negara sangat berat ini," tuturnya. Sementara untuk tempat pelaksanaan eksekusi, ia mengaku belum mengetahui, namun dipastikan tetap berada dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri (PN) Palu. Mengenai teknis pelaksanaan eksekusi, lanjut sumber tersebut, saat menghadapi regu tembak, ketiga terpidana diminta untuk menentukan pilihan apakah dalam posisi berdiri atau duduk, termasuk kemungkinan menggunakan penutup kepala atau tidak. Sedangkan jumlah personil dari satu regu tembak yang akan melakukan eksekusi sebanyak 11 orang ditambah satu komandannya. "Mereka ini nantinya yang akan melakukan eksekusi, namun untuk tembakan pertama diperintahkan kepada seorang bintara polisi yang terlebih dahulu mengambil senjata yang sudah dipersiapkan," ujarnya. Tentang jarak regu tembak dengan terpidana yang akan dieksekusi, menurut sumber, dilaksanakan sesuai ketentuan yaitu antara lima-10 meter. Yang pasti, lanjut dia, regu tembak yang melaksanaan eksekusi, dokter, serta rohaniawan yang akan mendampingi ketiga terpidana untuk mendengarkan pesan terakhir mereka sudah siap semua, dan kini tinggal menunggu waktu-waktu melaksanakan tugas masing-masing. Pihak Kejati Sulteng sendiri sejak Kamis pekan ini menutup rapat informasi seputar pelaksanaan eksekusi Tibo dkk. Tidak ada satu pun pejabat berwenang maupun karyawan di instansi ini bersedia memberikan komentar. Namun kepada wartawan di Palu dua pekan lalu, Kajati Yahya Sibe mengatakan, kesiapan teknis dan administrasi soal pelaksanaan ekseskui terhadap Tibo dkk sudah rampung 80 persen. Tapi, tentunya, kesiapan teknis dan administrasi ini telah mengalami kemajuan dibanding keadaan dua pekan lalu, sebab dari hari ke hari terus mengalami perubahan sehubungan dengan semakin dekatnya jadwal pelaksanaan hukuman mati tersebut. Tiga bulan sebelumnya, pihak Kejati setempat mengaku telah selesai menyediakan tiga setelan jas yang akan dikenakan ketiga terpidana mati setelah menjalani eksekusi dan dimandikan serta peti mati untuk mereka. Sementara itu, situasi kamtibmas di Kota Palu dan Kabupaten Poso hingga Jumat petang dalam keadaan kondusif. Masyarakat di dua daerah ini tetap beraktivitas seperti biasa, kecuali di Tentena (kota kecil di tepian Danau Poso dan berjarak 54km Tenggara kota Poso) yang merupakan pusat kegiatan Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) terjadi aksi penyanderaan oleh ratusan massa terhadap tiga karyawan Kejaksaan Negeri Poso Cabang Tentena yang kesemuanya beragama Kristen.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006