Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Asia Tenggara mengakui bahwa Jepang merupakan negara mitra yang paling dipercaya di antara negara-negara mitra utama ASEAN lainnya, menurut survei Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

Pendiri FPCI Dino Patti Djalal mengatakan kesimpulan tersebut didapatkan melalui survei FPCI bersama Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) mengenai persepsi warga ASEAN terhadap China, India, Jepang, dan Amerika Serikat.

“Negara-negara tersebut dipilih (untuk survei ini) karena adanya kepentingan strategis dan pengaruh terhadap politik, ekonomi kawasan, yang terlihat dari pendekatan yang telah mereka lakukan di belahan dunia ini,” ucap Dino saat memaparkan hasil survei yang disiarkan secara daring pada Selasa.

Survei tersebut melibatkan 1.772 responden yang berasal dari kalangan terpelajar, anggota masyarakat, pelaku usaha, dan pejabat dari seluruh 11 negara anggota ASEAN.

Hasil survei menunjukkan bahwa 68,64 persen responden di Asia Tenggara menyebut Jepang sebagai negara mitra yang paling dapat dipercaya. Tingkat kepercayaan tertinggi tercatat di Brunei, di mana 78,57 persen responden menyatakan percaya dengan Jepang.

Tingkat kepercayaan terhadap Jepang paling rendah tercatat di Timor Leste, di mana hanya 42,59 persen responden menyatakan respons positif terhadap negara itu.

Survei itu juga mencatat tiga sektor kerja sama dengan Jepang yang paling memuaskan masyarakat Asia Tenggara: pendidikan, riset, dan pertukaran akademis dengan 66,14 persen respons positif, diikuti dengan investasi (40,42 persen) dan pengembangan infrastruktur (37,63 persen).

Di sisi lain, tiga sektor kerja sama dengan Jepang yang dianggap kurang memuaskan adalah pertahanan dan keamanan, penanganan kejahatan transnasional, dan keamanan siber.

Menurut analisis survei itu, salah satu faktor tingginya tingkat kepercayaan masyarakat Asia Tenggara terhadap Jepang adalah karena negara itu memiliki pendekatan strategis dan cermat, serta terus memosisikan dirinya sebagai “kawan setia” dan menghargai posisi ASEAN.

Survei tersebut turut mencatat bahwa tiga inisiatif kerja sama Jepang--Bantuan Kerja Sama Resmi (ODA), Asia-Japan Investing for the Future Initiative, dan Dana Integrasi Jepang-ASEAN (JAIF)--direspons positif oleh lebih dari 70 persen responden.

Dino berharap supaya survei itu dapat menjadi masukan kepada pemerintah di negara-negara Asia Tenggara dalam berdiplomasi dengan Jepang, China, Amerika Serikat, dan India.

“Memahami bahwa tidak ada persepsi tunggal terhadap berbagai isu kawasan tentu akan membantu para pembuat kebijakan dalam menjalin hubungan yang lebih baik di masa depan,” kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI tersebut.

Baca juga: ASEAN-Jepang lanjutkan kemitraan untuk perdamaian, kemakmuran global
Baca juga: INDEF nilai ASEAN bisa berguru ke Jepang maksimalkan digitalisasi UMKM


Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024