Balige, Sumatera Utara (ANTARA News) - Novelis Saut Poltak Tambunan menerbitkan buku berisi kumpulan cerita pendek berbahasa Batak atau torsa-torsa yang berjudul "Mangongkal Holi" sebagai bagian dari upaya melestarikan bahasa daerah tersebut.

"Apresiasi terhadap bahasa Batak relatif dinilai rendah, sehingga salah satu cara untuk menyelamatkannya adalah dengan mengaplikasikannya ke dalam karya sastra," kata Saut di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu.

Ia mengaku memilih upacara "Mangongkal Holi" sebagai judul torsa-torsa itu untuk menuangkan tradisi dan kearifan lokal dalam karya sastra daerah yang diharapkan bisa mengingatkan para perantau Batak agar tidak melupakan bahasa ibu.

"Mangongkal holi" merupakan tradisi membongkar kembali tulang-belulang dan menempatkannya ke suatu tempat (batu napir) atau bangunan yang lebih tinggi dan mewah dari makam sebelumnya.

Saut mengatakan sampai saat ini lembaga pemerintah kurang memedulikan kelestarian bahasa daerah, telihat dari sedikitnya karya sastra daerah yang menjadi bagian pelajaran siswa sekolah.

"Invasi budaya asing menyelusup sampai pelosok desa dan menggerus tradisi. Pemaknaan ulang atau revitalisasi budaya menjadi keniscayaan, jika ingin membentengi generasi muda dari invasi budaya asing," ujarnya.

Penulis yang sudah berkiprah sejak tahun 1973 itu dalam beberapa tahun terakhir menerbitkan karya-karya berisi kearifan lokal dan puisi berbahasa Batak.

Menurut dia, upaya penyelamatan bahasa daerah akan menguatkan identitas para sastrawan dengan entitas budayanya.

"Sebagai seorang penulis, saya merasa bertanggungjawab untuk menulis karya sastra berbahasa Batak," katanya.

(T.KR-JRD/B/M029/M029) 09-10-2013 08:03:26

Pewarta: Juraidi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013