Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menerapkan skema pengalihan arus lalu lintas seiring dengan pergelaran Kirab Budaya Dugderan yang menjadi tradisi tahunan setiap menyambut bulan Ramadhan, termasuk pada Ramadhan 1445 Hijriah.

Rencananya, prosesi Kirab Budaya Dudgderan 2024 akan berlangsung pada Sabtu (9/3) mendatang, dimulai pukul 13.00 WIB dari Kompleks Balai Kota Semarang menuju Masjid Kauman dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Danang Kurniawan, di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa salah satu jalan yang ditutup adalah Jalan Pemuda depan Mal Paragon hingga Lawang Sewu.

Sebagai persiapan, penutupan dan pengalihan arus lalu lintas di Jalan Pemuda menuju Jalan Thamrin akan dilakukan mulai Sabtu (9/3) pagi, sekitar pukul 10.00 WIB.

"Selain pengalihan lalu lintas Jalan Pemuda, juga akan dilakukan pengalihan arus Jalan Imam Bonjol-Tugu Muda menjadi dua arah, pengalihan arus Jalan Pierre Tendean ke Jalan Imam Bonjol," katanya.

Untuk arus lalu lintas dari arah Kota Lama menuju Jalan Pemuda, kata dia, akan dialihkan menuju Jalan Kolonel Sugiyono atau Jalan Imam Bonjol.

Tak hanya pengguna jalan, Danang juga mengimbau masyarakat yang akan menyaksikan gelaran dan kirab prosesi Dugder untuk bisa memarkirkan kendaraan di tempat yang sudah disediakan penyelenggara.

"Masyarakat yang akan menyaksikan prosesi kirab Dugder agar tertib mengikuti arus lalin dan tidak memarkirkan kendaraan di bahu jalan karena akan mengurangi volume ruas jalan," katanya.

Secara detail, rute Kirab Budaya Dugderan 2024 ini bermula dari Balai Kota melewati Jalan Pemuda menuju Alun-Alun Kauman dan Masjid Kauman, selanjutnya arak-arakan menuju Jalan Wahid Hasyim, Jalan Kartini, Jalan Jolotundo, dan berakhir di MAJT.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso mengatakan pada prosesi Dugderan tahun ini akan disiapkan lima gunungan berisi makanan untuk memecahkan keramaian pengunjung.

Untuk memecah keramaian tersebut, kata dia, akan diarak sebuah gunungan besar, serta empat gunungan kecil kue ganjel rel sebagai penanda makanan khas Kota Semarang yang diposisikan dekat dengan bedug pada empat sisi alun-alun.

"Harapannya, masyarakat tidak perlu saling berdesakan dan seluruh prosesi kirab, suhuf halaqah rombongan peserta Dugderan akan berjalan tertib, khidmat dan lebih oke lagi," katanya.

Prosesi Kirab Dugderan 2024 akan dimeriahkan berbagai atraksi dan atribut menarik, seperti bedug raksasa, gunungan ganjel rel, dan lomba pasukan bergada yang berasal dari 16 kecamatan.

Baca juga: Pemkot Semarang: Pasar Dugderan dimulai 28 Februari 2024
Baca juga: Pawai Dugderan sambut Ramadhan di Semarang berlangsung meriah

 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024