Taiyuan (ANTARA) - Seekor macan tutul China utara yang dalam keadaan sehat baru-baru ini terlihat di alam liar di Provinsi Shanxi, semakin menegaskan adanya peningkatan populasi dan rentang aktivitas dari spesies langka ini.

Macan tutul China utara merupakan satu dari sembilan subspesies macan tutul di dunia. Populasinya sebagian besar tersebar di China utara, dengan total populasi di seluruh China diperkirakan kurang dari 400 ekor.

Dahulu, macan tutul China utara tersebar luas di area Gunung Taihang. Namun, saat ini populasinya terpecah dengan setiap kelompok terdiri dari kurang dari 50 individu, menghadapi risiko kepunahan yang tinggi di daerah-daerah tertentu akibat perburuan liar, perubahan lingkungan, dan interferensi manusia.

Sebagai spesies unggulan dalam ekosistem hutan, macan tutul langka ini memiliki kebutuhan yang spesifik terkait habitat. Untungnya, tren populasi baru-baru ini mengindikasikan restorasi yang stabil, menunjukkan kemajuan yang menjanjikan dalam lingkungan ekologi setempat.

Berkat serangkaian inisiatif perlindungan ekologi di China, seperti Program Hutan Penahan Angin Tiga Utara (Three-North Shelterbelt Forest Program/TSFP), sebuah proyek aforestasi skala besar, dan proyek perlindungan sumber daya hutan alam, kualitas ekologi Dataran Tinggi Loess, lokasi Provinsi Shanxi, telah meningkat pesat.

Sebagai predator puncak di ekosistem setempat, macan tutul ini semakin sering terlihat di Gunung Lyuliang, Gunung Taihang, dan kawasan pegunungan terdekat lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2019, macan tutul China utara terlihat di Chengde di Provinsi Hebei, sekitar 100 km di sebelah utara Beijing.

Faktor kunci lain yang berkontribusi terhadap peningkatan berkelanjutan populasi macan tutul China utara adalah keharmonisan antara manusia dan margasatwa, menurut Song Dazhao, salah satu pendiri Chinese Felid Conservation Alliance (CFCA), sebuah organisasi nirlaba yang berspesialisasi dalam perlindungan spesies kucing liar di China.

Dengan meluasnya aktivitas manusia, habitat margasatwa tentunya terganggu, papar Song, seraya menyatakan bahwa dalam beberapa kasus, penduduk desa setempat melakukan perburuan untuk membalas dendam usai ternak mereka dijadikan mangsa oleh satwa liar.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, CFCA meluncurkan sebuah proyek bernama "Buy Steak for Leopards" di Shanxi pada 2015.

"Ketika macan tutul menghadapi ancaman berupa perburuan bermotif balas dendam, kompensasi ekologis adalah cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah ini dan mengurangi risiko perburuan semacam itu," kata Song. Proyek ini tidak hanya melindungi properti penduduk desa setempat, tetapi juga menyediakan tempat perlindungan bagi macan tutul China utara.

Untuk semakin memperkuat perlindungan keanekaragaman hayati, Provinsi Shanxi, tempat macan tutul China utara sering terlihat, berusaha untuk meningkatkan keanekaragaman, stabilitas, dan keberlanjutan dari ekosistemnya.

Departemen ekologi dan lingkungan provinsi itu berencana membangun dan menyempurnakan mekanisme koordinasi provinsi untuk perlindungan keanekaragaman hayati, dan bekerja sama dengan departemen terkait lainnya untuk mendukung perlindungan komprehensif terhadap ekosistem, spesies biologis, dan sumber daya genetik, sehingga mengakselerasi koeksistensi yang harmonis antara manusia dan alam.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024