Jakarta (ANTARA) -
Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI) berencana melakukan "long march" dan penggalangan dana bagi warga Palestina di Gaza.
 
Ketua Umum MOI KH Nazar Haris di Jatinegara, Jakarta, Jumat, mengatakan, pihaknya akan melakukan "long march" dari Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada Sabtu (9/3) guna memprotes serangan Israel kepada Palestina.
 
Aksi "long march" itu akan dibarengi dengan penggalangan dana untuk warga Gaza yang kini mengalami kesulitan mendapat makanan dan minuman.
 
"Ini menjelang Ramadhan kita ingin saudara-saudara akan menjalankan puasa. Jangan sampai mereka berpuasa dan tidak bisa berbuka," kata Nazar.

Baca juga: 60.000 wanita hamil di Gaza alami kekurangan gizi akibat perang Israel
 
Menurut dia, di Gaza kini ada sekitar 300 ribu keluarga menderita imbas blokade Israel yang mengakibatkan bantuan kemanusiaan dikirim berbagai pihak terhambat.
 
"Resolusi PBB sudah berkali-kali diveto oleh Amerika. Makanya, kita melakukan aksi di depan Kedubes Amerika. Kita tetap akan melakukan dorongan kepada dunia untuk membantu Palestina," ujarnya.
 
Dalam aksinya, MOI juga akan meluncurkan gerakan Indonesia "Nine for One Gaza", sebuah gerakan sembilan keluarga Indonesia menanggung biaya hidup satu keluarga di Gaza.
 
Dalam gerakan itu, MOI menyatakan akan bekerjasama dengan 27 lembaga kemanusiaan yang sudah memiliki data terkait kondisi di Gaza untuk mendistribusikan bantuan.
 
"Nanti kita hadir di depan Kedubes Amerika melakukan orasi-orasi, penggalangan dana. Kemudian kita melakukan 'long march' sampai Bundaran HI. Dimulai pukul 05.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB," ujarnya.

Baca juga: Perempuan Palestina hadapi masa paling kelam saat Hari Perempuan
 
Menurut Nazar, peristiwa yang terjadi di Palestina merupakan masalah kemanusiaan dan menjadi tanggung jawab sesama manusia sehingga butuh bantuan seluruh pihak.
 
Sekjen PP Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Khairan Muhammad Arif menuturkan peristiwa di Palestina yang merenggut banyak korban merupakan urusan kemanusiaan dan disaksikan seluruh dunia.
 
"Jangan sampai zaman kita ini, Abad 21 menjadi sejarah hancurnya kemanusiaan yang akan dikenang generasi berikutnya," kata Khairan.
Baca juga: Deplu AS sebut menteri Israel rintangi pengiriman bantuan kemanusiaan

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024