Jakarta (ANTARA) - PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) meningkatkan performa bisnis perusahaan melalui pembentukan divisi khusus untuk transformasi teknologi dan sistem.

“Kita mau melakukan transformasi ini lebih serius lagi, even faster, stronger and bigger. Karenanya divisi ini akan diisi oleh orang-orang yang bisa mendorong percepatan dan penguatan teknologi dan sistem,” ujar Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu di Jakarta, Jumat.

Menurut Benny, semakin pesatnya perkembangan teknologi dan tingginya nilai investasi teknologi maka diperlukan suatu pengelolaan teknologi informasi (IT) yang efektif.

Oleh karena itu, Indonesia Re menggelar IT Days. Kegiatan ini merupakan sesi berbagai pengetahuan mengenai kewaspadaan terhadap serangan siber yang akhir-akhir ini makin marak terjadi.

IT Days diselenggarakan sebagai sarana diskusi di lingkungan Indonesia Re Group untuk membuat penyesuaian pada IT masterplan yang terintegrasi agar perencanaan strategis IT dapat selaras dalam mendukung proses bisnis dan strategi inisiatif.

Baca juga: Indonesia Re jalin kerja sama dengan BPKP kembangkan manajemen

Mengangkat tema ‘IT Days: Sustainable Development Through Digitalization Transformation’, kegiatan yang dihadiri oleh Direksi dan Pejabat Indonesia Re Group itu dimaksudkan untuk menyatukan pandangan dan visi yang akan dicapai perusahaan melalui digitalisasi di masa mendatang.

Diharapkan kedepannya muncul ide, inovasi, dan strategi baru yang dapat diterjemahkan ke dalam sistem teknologi dan digitalisasi di Indonesia Re Group.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re Beatrix Santi Anugrah mengatakan, akselerasi transformasi digitalisasi industri perasuransian menjadi salah satu pilar yang ada dalam Peta Jalan yang diterbitkan oleh OJK.

Pilar inilah yang menjadi landasan Indonesia Re dalam melakukan inovasi digitalisasi dan strategi.

Baca juga: IFG & Indonesia Re percepat standarisasi data teknik industri asuransi

“Peran inovasi digitalisasi dan strategi harus dilakukan di 2024 untuk mendorong produktivitas dan performa bisnis yang membaik,” ujar Beatrix.

Deputi Bidang Keamanan Siber & Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara Slamet Aji Pamungkas mengungkap bahwa manusia menjadi rantai terlemah dalam sistem keamanan siber.

Karenanya, ia mengingatkan agar pengawasan keamanan siber di perusahaan dapat dilakukan secara menyeluruh hingga level paling bawah.

“Salah satu cara hacker masuk ke sistem siber adalah melalui mata rantai terlemah yang kita punya, sebagian besar ada di manusia itu sendiri. Dia akan cari celah di mana manusia tersebut lalai,” kata Slamet.

Menurut dia, seiring kemajuan teknologi informasi tidak luput dari isu keamanan siber.

“Selain itu dengan pemberlakuan Undang-undang No. 27 Tahun 2022 Tentang Pelindungan Data Pribadi juga harus menjadi perhatian perusahaan dalam menjaga keamanan siber agar tidak terjadi kebocoran data yang dapat dikenai sanksi hukuman pidana,” tutupnya.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024