Jakarta (ANTARA) - Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN bidang asuransi, penjaminan, dan investasi, bersama Indonesia Re mempercepat proses standarisasi data teknik di industri asuransi melalui kesepakatan "Kerja Sama Insurance Data Taxonomy".

"Bagi kami, kerja sama ini tidak saja semakin memperkuat transformasi terkait standarisasi penyediaan data dan informasi di lingkup holding, tetapi juga dapat menjadi acuan bersama bagi industri asuransi di Tanah Air. Dengan posisi Indonesia Re sebagai treaty leader, standarisasi tersebut dapat digunakan oleh perusahaan asuransi yang menggunakan jasa Indonesia Re," kata Direktur Teknik IFG Rianto Ahmadi di Jakarta, Senin.

Dalam kebijakan informasi dasar, IFG mewajibkan seluruh anggota holding, baik yang bergerak di asuransi umum, asuransi jiwa, maupun penjaminan, untuk menyesuaikan standarisasi pengelolaan data dan informasi yang sama.

Namun, hal tersebut masih menjadi tantangan mengingat anggota holding maupun hampir semua perusahaan asuransi memiliki standarisasi yang berbeda-beda dalam hal penyajian dan pengelolaan data dan informasi tersebut. Oleh sebab itu, kerja sama antara IFG dan Indonesia Re memungkinkan percepatan proses standarisasi data teknik.

Baca juga: Erick Thohir: 99,7 persen polis Jiwasraya beralih ke IFG Life

Kerja sama tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak di Jakarta pada Rabu (28/2). Kesepakatan yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) itu mengatur kerja sama dalam hal penyusunan serta mapping data teknik berupa Chart of Account (CoA) dan master library.

CoA sendiri merupakan metode penyajian data dan informasi yang digunakan di industri keuangan, termasuk di industri asuransi, dengan cara mengklasifikasikan data dan informasi agar sistematis, terkontrol, mudah dikelola, dan dilaporkan.

Baik IFG maupun Indonesia Re berhak melakukan peninjauan (review) bersama atas CoA dan master library yang diajukan sebelum dijadikan standar untuk industri asuransi. Kedua belah pihak juga mendorong standarisasi tersebut diimplementasikan secara konsisten di industri asuransi.

Menurut Rianto, kerja sama IFG dan Indonesia Re itu merupakan upaya memperkuat analisa risiko dalam proses bisnis di industri asuransi melalui ketersediaan data teknik yang ideal dalam setiap proses bisnis dan operasional perusahaan.

Baca juga: IFG: Penjaminan polis asuransi akan tingkatkan kepercayaan masyarakat

Bagi industri asuransi, kata Rianto, standarisasi CoA dan master library dapat membentuk budaya mengukur risiko berdasarkan analisa data yang ideal. Selain itu, standarisasi data juga dapat membantu setiap perusahaan asuransi untuk dapat menyusun strategi bisnis, strategi underwriting, serta pengelolaan risiko berbasis analisis portofolio dengan data yang akurat.

"Kami ingin agar standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang ideal (standar, valid, dan detail) menjadi fondasi utama dalam mengoptimalkan proses bisnis dan operasional di industri asuransi," kata dia.

Direktur Teknik Operasi, Indonesia Re, Delil Khairat mengatakan kerjasama tersebut merupakan wujud komitmen IFG dan Indonesia Re Group dalam mendukung transformasi digital industri asuransi sebagaimana yang tertuang dalam peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian Indonesia 2023-2027 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Delil menambahkan, baik IFG maupun Indonesia Re memiliki visi yang sama untuk melakukan transformasi budaya penyajian serta pengelolaan data dan informasi.

Menurut dia, standarisasi tersebut bakal diterapkan untuk setiap perusahaan asuransi yang akan menggunakan jasa Indonesia Re. Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai standarisasi untuk seluruh industri asuransi.

"Kami sangat terbantu dengan kerja sama ini karena pada akhirnya Indonesia Re dapat menerapkan standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang sama untuk seluruh perusahaan asuransi dan mengajak industri asuransi untuk bertransformasi dengan data dan informasi yang akurat," kata Delil.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024