New Delhi (ANTARA) - India akan terus memulangkan warga negara Myanmar yang melarikan diri ke wilayahnya untuk menghindari konflik etnis di Myanmar, menurut sejumlah pejabat pada Sabtu (9/3).

Pada Jumat, gelombang pertama warga Myanmar yang masuk ke India "secara ilegal" dideportasi, kata kepala menteri Negara Bagian Manipur, Biren Singh.

"Jumlahnya banyak sekali, jadi kami tidak bisa memulangkan (mereka) semua sekaligus. Jadi, sedikit demi sedikit, kami melakukan deportasi dan ada beberapa prosedur hukum yang perlu kami ambil... kami mengikuti (prosedur) tersebut," kata Singh kepada wartawan di Manipur pada Sabtu. 

Dia menambahkan bahwa deportasi warga Myanmar akan terus dilanjutkan.

Ratusan orang, termasuk petugas keamanan, dari Myanmar, yang terjebak dalam konflik etnis di negara itu, telah melarikan diri ke India dan Bangladesh.

Sebanyak 6.746 warga Myanmar yang telah menyeberangi perbatasan "secara ilegal" telah terdeteksi di negara bagian India itu mulai 3 Mei 2023 sampai 7 Februari tahun ini, menurut para pejabat.

Di tengah konflik etnis yang berkecamuk di Myanmar, India memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan pergerakan bebas dengan negara di Asia Tenggara itu.

Myanmar telah dikuasai oleh junta militer sejak Februari 2021. Tatmadaw --sebutan militer Myanmar-- telah menghadapi perlawanan sengit dari kelompok-kelompok etnis di banyak wilayah di negara tersebut.

Sedikitnya tiga kelompok etnis bersenjata, yang bersatu dalam Aliansi Persaudaraan, telah melawan rezim junta untuk merebut wilayah utara Myanmar sejak akhir Oktober.

Mereka menyerang pasukan junta dan merebut banyak kota dan pos perbatasan. Banyak orang dilaporkan tewas dalam serangan-serangan tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ratusan tentara Myanmar masuk wilayah India untuk menyelamatkan diri
Baca juga: Sembilan tewas dalam bentrok di Manipur, India

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024