Moskow (ANTARA News) - Seorang diplomat Belanda, Selasa, dipukuli oleh penyerang tidak dikenal di Moskow, sepekan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut permintaan maaf untuk dugaan pemukulan seorang diplomat Rusia di Belanda, kata kantor berita Rusia.

Media Belanda mengatakan pemerintah Belanda telah memanggil Duta Besar Rusia untuk Belanda sebagai reaksi atas insiden pemukulan itu, demikian laporan Reuters.

Serangan di Moskow itu menyerupai versi Rusia dari sebuah insiden yang menyebutkan konselor di kedutaan besar Rusia di Den Haag dipukul di rumahnya di depan anak-anaknya oleh penyerang bersenjata.

Kedutaan Besar Rusia mengatakan ia dipukuli dengan tongkat polisi. Sebuah sumber di kepolisian Rusia mengatakan kepada Interfax jika seorang diplomat Belanda di Moskow melaporkan bahwa penyerang masuk ke apartemennya, memukulinya dan meninggalkan pesan berupa "bentuk hati dengan huruf LGBT " pada dinding diplomat itu.

LGBT adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender.

Media Belanda mengatakan jika diplomat Belanda itu mengalami luka ringan. Sumber polisi mengatakan kepada Interfax jika yang bersangkutan tidak meminta perawatan kesehatan.

Pemanggilan Duta Besar Rusia oleh Menteri Luar Negeri Frans Timmermans, yang dilaporkan oleh kantor berita nasional Belanda ANP, merupakan kasus terbaru dalam serangkaian konfrontasi diplomatik antara Belanda dan Rusia.

Putin disambut di Amsterdam awal tahun ini dengan parade kelompok gay. Dalam parade itu para penggiat melambaikan balon merah jambu dan oranye sebagai bentuk protes terhadap larangan Rusia pada "propaganda" gay yang ditujukan pada anak di bawah umur, yang telah memicu kecaman internasional .

Awal bulan ini, Belanda meluncurkan proses hukum melawan Rusia, mengatakan bahwa pihaknya telah dengan tidak sah menahan para penggiat di atas kapal Greenpeace berbendera Belanda yang memprotes pengeboran minyak di Artik.

Rusia menangkap 30 penggiat di atas kapal itu, termasuk dua warga negara Belanda, dan menuduh mereka dengan tuduhan pembajakan, dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.

Belanda telah meminta maaf atas penahanan seorang diplomat Rusia. Polisi Belanda belum mengomentari tuduhan bahwa ia dipukuli dengan tongkat polisi, tapi tidak mengkonfirmasi bahwa dia ditahan secara ilegal yang melanggar kekebalan diplomatik.

Pusat perlindungan anak Belanda mengatakan setelah kejadian tersebut, mereka sedang menyelidiki keluhan dari tetangga diplomat Dmitry Borodin tentang perlakuannya terhadap anak-anaknya. Kedutaan Besar Rusia mengatakan keluhan itu sebagai "salah satu dalih" untuk kejadian tersebut.


Penerjemah: GNC Aryani

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013