Kenapa kita menginginkan industrialis listing ke bursa, karena kita mengalami ancaman, yaitu kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB sudah di bawah 25 persen
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengharapkan semakin banyak para pelaku industri untuk melantai di bursa saham.

“Kenapa kita menginginkan industrialis listing ke bursa, karena kita mengalami ancaman, yaitu kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB sudah di bawah 25 persen. Karena itu, kita berharap sekali para pelaku industri untuk melantai di bursa,” katanya sebagaimana dalam keterangan resmi saat membuka “Perdagangan BEI dalam Rangka Memperdalam Pasar Keuangan untuk Ketangguhan Ekonomi Indonesia di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.

Dia menegaskan urgensi peran pasar modal bagi sektor keuangan karena bursa saham berperan penting dalam berbagai aspek. Mulai dari katalisator melalui penyediaan platform perdagangan instrumen keuangan, enabler penentuan harga melalui mekanisme pasar, fasilitasi alokasi modal yang lebih tepat, serta penyediaan sumber informasi keuangan dan operasional perusahaan publik kepada masyarakat luas.

Menurut Kepala Bappenas, salah satu upaya transformasi ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045 adalah melalui industrialisasi. Strategi ini membutuhkan peran pasar modal untuk meningkatkan pembiayaan di sektor industri manufaktur.

Karena itu, Suharso menginginkan agar para industrialis dapat lebih banyak melantai di bursa saham guna meningkatkan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB.

Di sisi lain, jumlah usaha kecil dan menengah sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja hingga 97 persen di Indonesia juga masih relatif sedikit yang telah tercatat di bursa saham, yaitu sebanyak 100 Usaha Kecil Menengah (UKM) pada tahun 2022, lebih rendah dibandingkan Singapura dan Thailand.

Seperti diketahui, Kementerian PPN/Bappenas telah merancang arah kebijakan sektor keuangan dalam rancangan final Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dengan target rasio kapitalisasi pasar modal terhadap PDB mencapai 120 persen PDB di 2045.

Dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 5,3 hingga 5,6 persen di 2025. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp7.643,4–Rp7.711,5 triliun pada tahun 2025.

“Penguatan pasar modal diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dan membantu meningkatkan ketangguhan ekonomi domestik, sehingga sasaran pertumbuhan ekonomi dapat tercapai,” ujar Menteri PPN.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan bahwa kondisi pasar modal sepanjang 2023 hingga awal 2024 masih mampu tumbuh positif.

“IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) kita tumbuh lebih dari satu persen, sudah ada peningkatan dibanding akhir tahun lalu. BEI berada di posisi ke sembilan dari posisi bursa di dunia dengan jumlah investor mencapai 12,5 juta,” ungkap dia.

Baca juga: BEI ungkap 17 perusahaan antre IPO di pasar modal Indonesia
Baca juga: LPS dukung BPR "go public" sehingga pengelolaan semakin transparan
Baca juga: Direktur BEI sebut sistem kerja 4 hari berpotensi lemahkan IHSG


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024