Saat ini telah memasuki masa panen, di beberapa wilayah sentra padi khususnya, harga gabah di tingkat petani ini secara perlahan-lahan sedang mengalami penurunan
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bahwa rata-rata nasional harga gabah kering panen (GKP) mulai menunjukkan stabilitas setelah memasuki masa panen raya padi di berbagai daerah di Indonesia.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo dalam keterangan di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa rata-rata harga gabah kering panen (GKP) mulai stabil tercatat turun menjadi Rp6.820 per kg setelah sebelumnya mencapai di atas Rp8.000 per kg.

"Saat ini telah memasuki masa panen, di beberapa wilayah sentra padi khususnya, harga gabah di tingkat petani ini secara perlahan-lahan sedang mengalami penurunan sejak Februari," ujar Nyoto.

Menurut Nyoto tren penurunan harga gabah tersebut diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir masa panen raya pada bulan April 2024.

Nyoto menuturkan sepanjang Maret-April 2024 akan terjadi panen raya gabah petani setara dengan 8,46 juta ton beras. Hal tersebut secara umum akan diikuti dengan penurunan harga gabah dan beras seiring dengan bertambahnya stok ketersediaan pangan yang ada di lapangan.

Meski demikian, lanjut Nyoto, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kenaikan harga beras masih terjadi sebanyak 3,6 persen dibandingkan dengan Februari 2024. Namun jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga beras pada M1 Maret 2024 sedikit menurun dibandingkan Februari 2024 yaitu terjadi di 75,28 persen wilayah Indonesia.

“Di sisi lain sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi telah memberlakukan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium untuk Zona I menjadi Rp14.900 per kg; Zona II Rp15.400 per kg; dan Zona III Rp15.800 per kg,” jelas Nyoto.

Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya akan menjaga harga gabah kering panen di tingkat petani ketika panen padi.

"Kita harus menjaga agar harga di tingkat petani jangan sampai terlalu jatuh juga," ujar Arief Rabu (13/3).

Menurut Arief, jika harga GKP Rp8.000 maka petani senang tetapi harga beras di konsumen akan mencapai Rp16.000 per kg. Namun sekarang ketika panennya banyak maka harga GKP harus dijaga dan secara otomatis harga di hilir terkoreksi.

Arief mengatakan beras sempat mahal lantaran kenaikan harga GKP yang juga mengalami kenaikan. Biasanya, sambung Arief, cara simpel menghitung harga beras yaitu dua kali lipat harga GKP.

“Selalu kami sampaikan agar mudah menghitungnya, kalau harganya Rp8.000 atau Rp9.000 per kg, berarti harga berasnya tinggal kalikan dua, jadi Rp16.000 atau Rp18.000 per kg,” jelas Arief.

Bapanas juga sudah memberlakukan sementara relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium diimplementasikan guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat konsumen selama Ramadhan 1445 Hijriah.

"Relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang diberlakukan sementara mulai 10 Maret sampai 23 Maret, beras di pasar modern dan tradisional sudah muncul. Jadi, adi salah satu fungsi relaksasi itu sebenarnya yang kemarin perolehan harga gabahnya di atas Rp8.000-9.000 per kg bisa mengeluarkan berasnya," kata Arief.


Baca juga: Bapanas jaga harga GKP petani ketika panen padi
Baca juga: Jabar perkirakan panen raya mulai April 2024 akan surplus beras
Baca juga: Petani di Lombok Tengah mulai panen padi


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024