Pertumbuhan penduduk yang teratur dan diikuti dengan pola konsumsi energi yang ramah lingkungan akan menjadi antisipasi baik terjadinya perubahan iklim...
Semarang (ANTARA News) - Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFPA) mengungkapkan dinamika kependudukan sangat mempengaruhi perubahan iklim dan Kota Semarang menjadi daerah yang rentan terhadap ancaman tersebut.

"Pertumbuhan penduduk yang teratur dan diikuti dengan pola konsumsi energi yang ramah lingkungan akan menjadi antisipasi baik terjadinya perubahan iklim," kata National Programme Officer UNFPA, Richard Makalew, di Semarang, Kamis.

Hal tersebut disampaikan di sela acara diseminasi tinjauan kebijakan atas dinamika kependudukan dan perubahan iklim di Indonesia.

Perubahan iklim global di Kota Semarang terlihat dari kenaikan suhu permukaan, meningkatnya intensitas hujan, kenaikan muka air laut yang berpengaruh terhadap abrasi pantai serta rob.

Sementara perubahan pola cuaca yang ekstrim menjadi kontribusi terjadinya banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kelangkaan air.

Semarang memiliki daerah dengan dataran rendah dan tinggi, sehingga sangat memungkinkan terjadinya migrasi dari daerah rawan bencana yang di dataran rendah ke dataran tinggi sehingga berdampak pada perubahan pekerjaan seperti yang sebelumnya menjadi nelayan beralih menjadi petani atau pedagang.

"Migrasi bisa terencana dan tidak terencana. Hal tersebut yang harus disiapkan oleh pemerintah daerah dengan melakukan antisipasi karena dampaknya tidak hanya satu generasi," katanya.

Dinamika kependudukan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kerentanan dan mempengaruhi kapasitas masyarakat untuk beradaptasi terhadap ancaman bahaya.

Kapasitas adaptasi ditunjukkan oleh tingkat pendidikan, aktivitas ekonomi, kepala rumah tangga perempuan, dan migrasi (pendatang memiliki tingkat kerentanan yang kecil dalam menghadapi bencana iklim, karena waktu yang lebih pendek berada di komunitasnya).

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013