Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) masih mengkaji dan menyiapkan besaran premi pada asuransi khusus kendaraan listrik, dengan terus berkoordinasi bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Produk spesial itu kita lagi godok bareng AAUI dan OJK bagaimana untuk modelling. Apakah preminya sama (dengan kendaraan konvensional), seperti preminya lebih murah atau lebih mahal," kata Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia Sunadi saat media visit di kantor ANTARA, Jakarta, Kamis.

Sunadi mengatakan, pihaknya masih menantikan aturan terbaru yang akan diterbitkan oleh OJK. Untuk penetapan tarif pada produk asuransi kendaraan listrik, saat ini industri asuransi umum masih mengacu pada aturan lama yaitu Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 6 Tahun 2017.

"Jadi untuk sekarang, kita masih menggunakan aturan OJK yang lama, yang tarifnya itu mirip dengan mobil konvensional, jadi tidak ada tarif spesial," kata Sunadi.

Menurut Sunadi, jumlah mobil listrik yang ditanggung Allianz Utama hingga bulan lalu baru mencapai kurang dari 100 unit. Jumlah itu masih terlampau kecil jika dibandingkan mobil konvensional yang selama ini ditanggung Allianz Utama.

Belajar dari negara-negara lain, Sunadi mengatakan bahwa kendaraan listrik pada dasarnya memiliki kebutuhan proteksi yang berbeda dibanding kendaraan konvensional sehingga memang dibutuhkan produk asuransi yang khusus menjawab segmen tersebut.

"Pada saat dia (kendaraan listrik) rusak, dia harus 'dikandangin' dulu. Kalau tidak, listriknya bisa blow up. Jadi tidak sama, seperti kalau mobil (konvensional) bannya pecah kita bisa bongkar dan dicopotin. Dia (kendaraan listrik) satu panel semua itu harus dijaga," kata dia.

Sebagai informasi, lini asuransi kendaraan menyumbang kontribusi 10 persen terhadap total pendapatan premi bruto (gross written premium/GWP) Allianz Utama pada kuartal IV 2023.

Kontribusi GWP tertinggi masih didominasi oleh lini asuransi liability (tanggung gugat pihak ketiga) dengan porsi mencapai 33 persen, kemudian disusul oleh lini asuransi properti sebesar 31 persen dan asuransi perjalanan 13 persen.

Adapun total pendapatan premi bruto yang dibukukan Allianz Utama pada kuartal IV 2023 mencapai Rp727,9 miliar (unaudited). Angka tersebut naik jika dibandingkan GWP tahun 2022 yang mencapai Rp665,30 miliar.

Allianz Utama membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp19,7 miliar di kuartal IV 2023. Adapun klaim bruto menjadi Rp171,01 miliar di tahun 2023 atau turun dari yang sebelumnya Rp234,15 miliar di tahun 2022. Sementara rasio kecukupan modal (risk-based capital ratio/RBC) tercatat sebesar 482 persen di Desember 2023.

Baca juga: Allianz Life Indonesia ingin tetap tumbuh dua digit di 2024
Baca juga: Allianz Utama targetkan premi tumbuh dua digit di 2024
Baca juga: Allianz hadirkan produk baru yang jamin kerugian saat mobil diperbaiki

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024