ISL-PTA diharapkan dapat makin mengoptimalkan potensi perdagangan antara kedua negara yang belum terjajaki dengan baik
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Sri Lanka Tharaka Balasuriya, Kamis, menandatangani dimulainya perundingan Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia-Sri Lanka (Indonesia Sri Lanka Preferential Trade Agreement/ISL-PTA) untuk mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara.

Jerry, sebagaimana tayangan langsung penandatanganan perundingan ISL-PTA, yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan peluncuran perundingan ISL-PTA akan membawa kedua negara selangkah lebih dekat dengan perjanjian perdagangan bebas yang memperkuat hubungan dagang bilateral kedua negara.

“ISL-PTA diharapkan dapat makin mengoptimalkan potensi perdagangan antara kedua negara yang belum terjajaki dengan baik,” ujarnya.

ISL-PTA akan mencakup perdagangan barang dan sejumlah bidang lain yang disepakati bersama dengan tujuan mendapatkan manfaat bersama sembari menghormati kepentingan dan kebutuhan masing-masing pihak.

ISL-PTA juga diharapkan dapat menciptakan akses pasar yang akan meningkatkan perdagangan bilateral di tengah perlambatan ekonomi dan berbagai tantangan lainnya.

Jerry menjelaskan, Putaran Pertama Perundingan ISL-PTA akan dimulai setelah Indonesia dan Sri Lanka sepakat menentukan tanggal pelaksanaan perundingan. Ia mendorong kedua pihak untuk bertemu langsung pada semester I tahun 2024.

Perjanjian perdagangan bilateral Indonesia-Sri Lanka merupakan instruksi langsung dari pemimpin kedua negara.

Dalam pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di Beijing pada 17 Oktober 2023, kedua kepala negara sepakat segera merundingkan ISL-PTA.

Berdasarkan data, volume perdagangan Indonesia-Sri Lanka turun 27,5 persen pada 2022 sehingga membutuhkan upaya bersama dalam meningkatkan nilai perdagangan kedua negara.

"Untuk itu, saya menyambut baik keinginan Sri Lanka membentuk preferential trade agreement dengan Indonesia," kata Presiden Jokowi saat itu.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dan Sri Lanka pada 2022 menurun menjadi 314,4 juta dolar AS dibanding 2021 yang sebesar 433,3 juta dolar AS. Namun pada 2023, total perdagangan kedua negara telah meningkat kembali menjadi 369,7 juta dolar AS.

Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Sri Lanka, Oktober 2023, juga mengharapkan Sri Lanka mencabut kebijakan larangan impor minyak sawit karena minyak sawit komoditas unggulan Indonesia yang diproduksi dengan memperhatikan standar lingkungan.

Baca juga: Indonesia repatriasi tiga nelayan Sri Lanka
Baca juga: KBRI salurkan bantuan sembako ke Sri Lanka
Baca juga: Indonesia-Sri Lanka jajaki potensi kerja sama maritim dan ekonomi biru


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024