Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman menyarankan agar pembinaan cabang olahraga di daerah-daerah diutamakan pada potensi unggulan yang berpeluang lebih besar dalam meraih prestasi.

"Jangan setiap daerah ingin membina semua cabang olahraga karena itu hasilnya nanti sulit mencapai apa yang kita harapkan," ujar Marciano saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, jika merujuk pada aturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan juga mewajibkan setiap daerah membina satu atau dua cabang olahraga unggulan.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah memfokuskan pada cabang olahraga tertentu yang memiliki atlet-atlet potensial yang bisa berprestasi di tingkat nasional hingga internasional.

Marciano mencontohkan, seperti Provinsi Riau yang menjadi juara umum dalam pekan olahraga wilayah se- Sumatera yang diikuti 10 provinsi dengan sebagai besar medali yang diperoleh dari cabang renang.

Baca juga: KONI: Pembinaan atlet terbaik dimulai dari keluarga

Selain itu, Bangka Belitung menjadi peringkat kedua dengan perolehan medali yang sebagian besar disumbangkan atlet-atlet atletik.

"Nah itu (pembinaan cabang olahraga) sudah mengarah, Bangka Belitung fokusnya pada atletik, Riau fokusnya renang, hasilnya kelihatan," ujarnya.

Marciano mengatakan, upaya pembinaan seperti itu perlu dicontoh daerah-daerah yang disesuaikan dengan potensi unggulan yang dapat dilihat dari hasil kompetisi.

"Ada provinsi yang bagusnya di bela diri, ada yang bagusnya di olahraga beregu, perorangan, maka difokuskan pada cabang olahraga itu," ujarnya.

Ia menambahkan, selain itu pembinaan cabang olahraga juga merujuk pada Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang di dalamnya mengutamakan pembinaan pada olahraga Olimpiade.

Di dalam DBON, tercantum target Indonesia masuk peringkat 10 Olimpiade pada tahun 2032, selanjutnya ditargetkan berada dalam peringkat lima besar Olimpiade pada tahun 2044 atau setahun sebelum HUT ke-100 Indonesia atau Indonesia Emas.

"Tetapi bukan berarti cabang olahraga yang belum masuk Olimpiade bukan berarti tidak punya peluang karena ada sistem promosi dan degradasi," katanya.

Baca juga: KONI Pusat harap kontingen Indonesia tembus peringkat 30 di Olimpiade
Baca juga: Ketum KONI Pusat ungkap persiapan PON 2024 hampir rampung

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024